Konten [Tampil]
Novel Metropop
Judul Buku : Complicated Thing Called Love
Penulis : Irene Dyah
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2016
Editor : Dini Novita Sari
Desain Sampul : Orkha Creative
Foto : Budi Nur Mukmin & Irene Dyah Respati
Jumlah Halaman : 256 halaman
ISBN : 978-602-03-2557-6
Harga Buku : IDR. 62.000
Harga Buku : IDR. 62.000
Rating : 3 of 5 Bintang
Baca juga ya… [Book Review | Delicious Marriage by Indah Hanaco]
Book Sinopsis :
Awalnya, alur cerita ini sedikit membingungkan. Tak jelas mana hulu
mana muara. Tapi jangan menyerah. Percayalah, ada titik ketika semua keeping puzzle
itu bertemu. Seperti cinta.
Kalau Garin Nugroho punya Cinta dalam Sepotong Roti, maka
Nabila punya “Cinta (Monyet) dalam Sepotong Pisang”. Organik. Gadis yang
biasanya patuh itu kali ini memilih berontak: tetap pacaran meski dilarang.
Bisa ditebak, kisahnya berakhir dan monyet bernama Bayu itu harus diusir.
Lalu hadir Bags, pria sempurna pilihan ibunda. Semua jadi terlibat
mudah bagi Nabila. Saying, Bayu belum betul-betul pergi dari hatinya. Duh,
bagaimana bisa Nabila memilih di antara Bagas si calon suami idaman dan Bayu
yang Bengal dan bikin deg-degan? Dan kenapa Nabila mesti berguru pada kisah
cinta para sahabatnya?
Sebabnya satu:
cinta memang repot!
--------------------
Book Review
Complicated Thing Called Love, novel yang
menceritakan tentang kegalauan seorang gadis yang bernama Nabila ketika ingin memilih
pendamping untuk kehidupan masa depannya. Antara si Bagas pilihan dari
ibunya atau si Bayu pilihan dari hatinya.
Novel ini menurut saya beda dari novel-novel yang biasanya. Kenapa
saya katakan beda? Karena di novel ini untuk awal pembuka ceritanya kita tidak
langsung menemukan si pemeran tokoh
utamanya, tetapi kita akan di kenalkan dengan pemeran pendukung di dalam novel
ini, yaitu para sahabat sekaligus guru cinta-nya Nabila J,
dan juga kita di ajak berkeliling ke tempat asal muasal terbentuknya kisah
cinta sahabat Nabila: Sora, Aalika, Dania (Ayu) dan Dewi dari Veronia
(Kota kecil di Italia), Chiang Mai (Thailand), dan Tokyo. Dimana
kisah para sahabatnya juga tidak kalah rumitnya dengan Nabila.
Kenapa tidak langsung menceritakan sosok tentang Nabila? Karena
kisah cinta sahabatnya ini nantinya akan sangat membantu Nabila untuk
melengkapi puzzle-puzzle yang terjdi dengan perjalanan kisah cintanya yang
penuh likuJ.
Sora. Ibu kos sekaligus sahabat Nabila ini adalah sosok wanita matang
hebat yang tahan banting. Selalu tahu apa yang mesti dilakukan. Jarang
ragu-ragu. Sangat berbanding terbalik dengan Nabila yang penuh dengan keraguan
dan kebimbangan dalam memilih pasangannya sendiri. Untuk urusan percintaannya Veronia
menjadi saksi bisu untuk awal perjumpaan Sora dan Langit hingga terbentuknya
jalinan kisah cinta mereka. Pertemuan pertama yang berawal dari peristiwa
mengesalkan bagi Sora saat seorang pria berkepala batu, menubruknya tanpa dosa.
Dan modus kampungan Langit: nabrak, minta maaf, lantas minta kenalan. Sora
dalam bahasa Jepang mempunyai arti sama dengan Langit.
Aalika. Sahabat Nabila ini tidak mempercayai kalau urusan pasangan
hidup bisa di atur dengan logika. Belajar dari pengalamannya sendiri, karena
logika itulah pernikahannya dengan Daud di terjang ombak besar, dan malah ia
menemukan cinta baru pada sosok Rain yang bukan suaminya sendiri. Cinta
terlarang. Siapa yang akan dipilih Aalka? Daud, suaminya? atau Rain, sosok yang
membuat hidupnya lebih berwarna?
“Suami adalah
pria yang akan bersamamu 24 jam sehari, 365 sehari dalam setahun, dan terus
selama berpuluh-puluh tahun. Tidak bisa seperti pacaran yang bisa
‘stop-pause-play’ kalau kepepet. Pasangan menikah tidak bisa di tukar dan
diganti semudah baju baru yang ternyata tidak kamu sukai. Jangan mengandalkan
logika untuk menetapkan hatimu. Karena jelas itu bukan ilmu eksakta.” (hlm.
138)
Dania. Sosok ibu rumah tangga biasa yang sehari-harinya hanyalah
mengurus suami dan anak-anaknya, dan rumah. Seseorang yang rela mengorbankan
hidupnya demi kebahagiaan orang-orang yang di sayanginya. Roppongi satu
kawasan yang terletak di Tokyo, yang bebas kendala bahasa dan tidak mengenal
hari merupakan saksi pertemuannya dengan sosok Hantu Tokyo yaitu Caspar. Tidak
ada yang mengetahui cerita ini, selain dirinya dan Caspar. Bahkan para
sahabatnya juga tidak di ceritakan.
“Nabila,” ucapnya pelan, “terlepas dari keraguan di hatimu, ada
dua hal yang aku ingin kamu mencatatnya baik-baik. Pertama, hak paling asasi
seseorang manusia adalah dia berhak bahagia. Kamu percaya itu?”
Nabila mengangguk ragu.
“Nah, sayangnya, itu tidak mudah, karena kita harus berinteraksi
dengan begitu banyak orang lain di sekitar kita. Jadi nasihatku yang kedua
adalah: pandai-pandailah menentukan titi keseimbangan itu. Kadang kamu harus
menekan keinginanmu, demi menjaga perasaan orang-orang yang kamu sayangi. Dan
aku tidak menyebut hal itu pengorbanan. Karena toh, menyenangkan orang yang
kusayangi selalu membuatku dua kali lipat lebih bahagia.”
………
“Itu saja, Nabila. Kamu berhak bahagia. Tapi ingat, kamu harus
menjaga keseimbangan kehidupanmu dengan komitmen. Jangan sampai kamu
bergelimang kebahagiaan secara egois.” tandasnya pelan. (hlm.
111)
Dewi. Sosok sahabat yang hidupnya penuh dengan teori-teori. Hidup
dengan suaminya Dewa. Dimana pernikahan mereka terancam gagal, karena seringnya
mereka berdebat dan bertengkar tentang hal yang sama. Dewi yang ngotot ingin
bercerai dari Dewa, dan Dewa berusaha meluluhkan keputusan Dewi untuk bercerai
dengan mengajaknya berkunjung ke tempat-tempat awal-mula kisah mereka terjalin.
Akankah dewa berhasil mengubah keputusan Dewi supaya tidak bercerai?
“Beruntung bila
kita menemukan pasangan cinta sempurna seperti di novel. Tapi bagaimana jika
tidak? Kamu cinta mati sama si A, sayangnya A cuek. Yang ada justru si B yang
mengejar-ngejar padahal kamunya jijik. Nah, mana yang akan kamu pilih menjadi
pasangan hidup? A atau B? kalau aku, aku akan menyuruhmya menikah dengan B,
pria yang sangat menyayangimu. Urusan hati pasangan kan tak bisa kita control.
Jadi pilih saja orang yang sudah pasti mencintaimu. Nah, urusan hati kita, kan
kita yang akan mengendalikan. Toh sebetulnya cinta bisa dipelajari, bisa
dibangun, bisa diisi ulang. (hlm. 139)
Dan kisah terakhir, tiba waktunya saya untuk mengulas kehidupan
Nabila si pemeran tokoh utama. Nabila sosok yang tidak suka terlambat, ia lebih
memilih menunggu dari pada terlambat. Dan ia juga sangat mematuhi ibunya.
Karena menurutnya apa yang ibu lakukan itu semata hanyalah untuk masa depannya,
juga untuk kebahagiaannya. Ibunya wanita berkemauan sangat keras, dan bisa
mengendalikan apa pun di sekitarnya agar bergerak seperti yang dia mau.
Begitulah cara ibu mengatur kehidupan Nabila. Dan ibu selalu terbukti benar,
jadi Nabila tidak punya alibi untuk menolak setiap titah yang ibunya turunkan.
Termasuk juga dalam hal pendamping hidupnya.
Nabila berada di persimpangan kegalauan sehingga ia perlu berguru
dengan kisah cinta para sahabatnya. Antara memilih Bagas calon suami ideal
pilihan ibunya, sosok yang sangat perhatian kepadanya, santun terhadap ibunya,
sangat menyayangi Nabila. Atau Bayu sosok yang menjadi cinta monyetnya di masa
sekolahannya dulu yang sangat susah untuk move-on dari hatinya.
Tapi, bagaimana dengan pendamping hidupnya? Apakah Nabila juga akan
menuruti kemauan ibunya dengan cowok pilihan ibunya? Atau tetap dengan pilihan
hatinya sendiri? Dan bagaimana dengan nasib percintaan para sahabatnya? Padahal
Nabila sudah menunaikan semua nasihat-nasihat luar biasa dari para sahabatnya.
“Salju di
puncak Fuji-san itu seperti perasaan dua manusia yang merasa cocok, kemudian
memutuskan membina rumah tangga bersama. Barangkali perasaan itu bisa hilang,
menyurut, tak tampak dari luar seperti salju puncak Gunung Fuji pada musim
panas. Tapi sebetulnya dia tetap ada di sana. Dan, perlu ada musim dingin untuk
selalu menambah volume perasaan itu, mengembalikan eksistensinya agar selamanya
tetap bertahan. Walaupun mengalami musim panas berulang-ulang.” (hlm.
87)
***
Pertama kalinya saya di beri kesempatan untuk membaca karyanya
Irene Dyah melalui terpilihnya saya di GA yang di adain di blognya @Peri_Hutan.
(Makasih mbak karena udah milih aku sebagai pemenang #CTCL di blognya mbak J)
Novel ini luar biasa menurut saya. Kenapa? Karena mengangkat tema
tentang kegalauan seseorang J. Jarang-jarang
kan ya ada cerita tentang galau-galau gini *hehehe. Dari segi cerita, novel ini
mempunyai alur yang di bolak-balik dan lambat (sedikit) tapi saya masih bisa
merasakan rasa kesal, kasihan, senang, dan lucu juga pada tiap tokohnya. Dari
keseluruhan ceritanya bagus. Saya belum pernah membaca alur cerita seperti CTCL
ini. Dimana para sahabat sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan
Nabila.
Awalnya saya agak bingung, kenapa malah ceritanya Sora, Aalika,
dania dan Dewi. Sedangkan di sinopsis bukunya sudah pasti si Nabila pemeran
utama tokoh novelnya. Setelah membaca dari beberapa lembaran ke depan, akhirnya
saya mulai paham dengan maksud kisah para sahabat Nabila di awal-awalnya. Yang
rupanya mempunyai keterkaitan juga dengan Nabila.
Karakter utama dan pendukungnya sama-sama mengalir kuat. Dan untuk
karakter favorite, saya menyukai sahabat-sahabatnya Nabila. Mereka bersahabat
tanpa memandang unmur. Dan saling mendukung satu sama lain. Apalagi ketika
Nabila galau dengan keputusan yang akan di pilihnya, para sahabatnya tidak asal
hanya sekadar member nasihat, tapi juga betul-betul memberi petunjuk kepada
Nabila agar keputusan yang di ambilnya tidak ia sesali di kemudian hari.
Sora: “Lakukan
dengan yakin, mundur dulu bila ragu.”
Aalika:
“Dengarkan kata hati, bagaimanapun cinta tak bisa ditipu.
Dewi: “Bahkan
cinta pun butuh perjuangan dan logika. Jadi jangan membabi buta, pilih suami
yang betul-betul mengasihimu.
Dania: “Setiap
wanita berhak bahagia, tapi tetap wajib menjaga keseimbangan kehidupan melalui
komitmen.” (hlm. 203)
Untuk setting tempatnya penulis sangat detail menceritakan
tempat-tempat yang dikunjungi oleh tokoh-tokohnya. Seakan-akan saya yang
menjadi pembaca juga ikut menikmati suasana di tempat tersebut.
CTCL ini tidak hanya sekadar cerita di sajikan oleh penulis. Tapi
juga banyak hal termasuk pelajaran-pelajaran atau pesan yang bisa kita ambil
untuk hidup kita sendiri. Misalnya dari keputusan dalam memilih seseorang,
sebaiknya tidak langsung mengambil keputusan yang nantinya bakal kita sesali
sendiri, tapi juga harus meyakinkan diri sendiri dulu. Sebenarnya cinta itu
memang repot. Makanya kita memerlukan para sahabat untuk meyakinkan keputusan
yang bakal kita pilih nantinya.
CTCL ini hanya di fokuskan pada kisahnya Nabila. sedangkan kisah
para sahabatnya hanya segelintir yang di ceritakan untuk mempermudah jalan
kisahnya Nabila. saya berharap banget kalau suatu hari penulis menerbitkan
salah satu kisah para sahabat Nabila. dan di sini saya sangat mengharapkan
kisahnya Dewa-Dewi yang di buat ceritanya. Karena saya sangat penasaran dengan
proses mereka baikan. J
CTCL ini saya rekomendasikan untuk kalian yang lagi galau dalam menentukan
pilihan terutama pilihan calon suami masa depan. Dan juga banyak teori-teori
dari para sahabat Nabila terkait dengan kehidupan dan cinta di dalam novel ini.
Kutipan Favorite:
*”Kalau seorang wanita menatap wanita lain dengan penuh nafsu
seperti itu, dunia akan memaafkannya. Tetapi kalau saya melakukan hal yang sama
pada pria bertopi merah di bangku itu, pasti kamu akan menuduhku gay.” (hlm.
38)
*”I Love Rain. Hujan selalu membuatku nyaman. Aku
menunggu-nunggu dia datang, menyukai aromanya, suaranya, juga suasana yang
dihadirkannya. Bahkan setelah dia pergi,selalu ada kesegaran pekat yang dia
tinggalkan.” (hlm. 50)
*”Kenapa ya pacar itu terlihat makin menarik kalau sudah jadi
mantan?” (hlm. 151)
*”Cinta memang buta. Kalau tidak buta, itu namanya matematika, yang
bisa dihitung, dikurangi, ditambah, dikalikan, dibagi, dan hasilnya pasti.”
(hlm. 175)
*Kekuasaan wanita hamil pada suaminya adalah mutlak.” (hlm.
167)
*”Lakukan semua dengan kemantapan dan niat baik, maka segalanya
akan lebih mudah. Mengalir kea rah mana pun akhir ceritanya, jatuh atau bangun,
tetap akan lebih mudah. (hlm. 203)
*”Tuhan membuat manusia dengan sangat istimewa. Kita sebetulnya
memiliki kemampuan untuk menjaga dan menyembuhkan diri sendiri. Fisik dan
mental. Kamu tahu itu? Kita selalu bisa pulih, Nabila. Asalkan kita mau. Juga
percaya.” (hlm. 216)
*”Dendam bisa pergi masuk ke dalam lemari.” (hlm.
229)
*”Waktu adalah sahabat terbaik orang yang patah hati.” (hlm.
233)
Post a Comment
Post a Comment