Konten [Tampil]
Judul Buku : Coppelia
Penulis : Novellina A.
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Editor : Ruth Priscilia Angelina
Cover : Orkha Creative
Jumlah Halaman : 192 hlm
Tahun Terbit : 2015
ISBN : 978-602-03-1810-3
Harga : IDR. 33.750 (di BukaBuku.com)
Harga : IDR. 33.750 (di BukaBuku.com)
Baca juga ya ... [Book Quotes | Coppelia - Novellina A.]
Book Sinopsis :
Sejak kecil Oliver sudah jatuh cinta pada Nefertiti yang aneh. Namun, tetangga depan rumah sekaligus teman sekelasnya itu tiba-tiba menghilang. Oliver ditinggalkan sebelum membuat gadis itu mengingat namanya.
Sampai ke Jerman, Oliver mencari cinta pertamanya. Hingga akhirnya mereka bertemu. Tetapi, keadaan telah berubah. Nefertiti bukan lagi gadis yang dulu. Penari Balet itu terluka sangat dalam dan menganggap cinta sebagai rasa asing yang terlalu mewah untuk ia miliki.
Akankah cinta menemukan jalannya, atau Nefertiti tidak akan dapat meloloskan diri dari masa lalunya yang begitu dingin ... Sedingin kisah Boneka Coppelia yang begitu dicintai ibunya.
Book Review :
Novel
Coppelia menceritakan tentang kisah
hidup dari seorang gadis yang berprofesi sebagai penari Ballet, yang haus akan
perhatian dari kedua orang tuanya terutama sang ibu. Ibu yang tidak pernah
memberi perhatian dan kasih sayang layaknya seorang ibu pada umumnya. Ibu yang
menurutnya tidak pernah mencintainya, karena kegagalan dari dirinya sendiri.
Nefertiti
lahir dari seorang ayah yang berprofesi sebagai Arsitektur dan ibu yang
berprofesi sebagai pelukis handal yang terkenal. Mempunyai orang tua yang
berprofesi hebat sekalipun tidak membuat hidupnya lebih baik. Nefertiti di
tuntun oleh orang tuanya untuk melihat bakat yang menurun dari kedua orang
tuanya, apakah ia mempunyai bakat arsitek seperti sang ayah, atau melukis
seperti sang ibu. Namun, bakat keduanya tidak menurun pada Nefertiti. Hingga
suatu hari ketika sedang melihat sebuah pertunjukan Nefertiti mengatakan ia
tertarik dan ingin mencoba untuk menjadi seorang penari. Orang tuanya pun
mendaftarkannya ke tempat latihan penari Ballet, namun tarian Ballet yang
dimiliknya pun biasa-biasa saja tidak ada peningkatan apapun. Membuat Ibunya
kecewa hingga akhirnya ia menyerah.
"Sebuah perjalanan adalah tamasya untuk jiwa yang
kehausan." (hlm. 23)
Hidup
di Santorini selama tiga bulan membuatnya mengenal Angeliki yang berperan sebagai
pemilik hostel tempat ia menginap sekaligus sahabat, kakak, serta sosok ibu
baginya. Dan temannya Timetheos, yang merupakan anak dari Angeliki. Walaupun
Theos tidak pernah berbicara dengannya sekalipun karena ia memiliki selective mutism. Tiba hari terakhirnya
berada di Santorini, akhirnya Nefertiti memutuskan pulang ke Berlin untuk
menemui sang kakak – Brian. Selama perjalanan ia ditemani oleh Theos, dan
disitulah pertama kalinya Theos berbicara dengannya dan awal mula Nefertiti mau
menceritakan kisah hidupnya kepada orang lain yang selama ini selalu ia
sembunyikan dari orang-orang.
"Pergi ke sana terasa seperti memasuki dunia lain
dimana kau adalah satu-satunya makhluk dengan kulit berbeda. Semua orang
menatapmu saat kau datang. Yang mulanya mereka sibuk bicara atau bercanda,
seketika mereka akan terdiam dan memandangmu heran." (hlm. 24)
Tinggal
di daerah padat penduduk tidak membuat Nefertiti punya banyak teman. Ia hanya
memiliki seorang sahabat yang bahkan tak pernah berbicara dengannya. Mia
mempunyai arti penting dalam hidup seorang Nefertiti. Tujuan hidupnya adalah
karena Mia. Ia mengikuti Ballet juga karena Mia. Di saat orang tua yang
menurutnya tidak memahami dan tidak mempedulikan apa yang diinginkan Nefertiti,
Mia selalu ada di saat ia membutuhkannya. Mia selalu mendengarkan keluh kesah
hidupnya, walaupun Mia tidak pernah memberi tanggapan tapi seakan Tuhan memang
menakdirkan mereka berdua untuk bersahabat dan saling memahami satu sama lain.
Namun perlahan semua berubah saat tujuan hidupnya pergi meninggalkannya.
“Selamanya aku tidak akan pernah cukup baik untuk
Ibu. Selama tak ada lukisan yang bisa membuatnya mewariskan nama keluarganya,
aku tidak akan pernah ada dimatanya.
Semuanya sia-sia. Aku kehilangan arah. Aku harus
kembali menjadi manusia. Mengenal dunia selain Ballet. Mulai berinteraksi
dengan manusia lain.
Aku merindukan Ayah dan Mia.
Kenapa aku meninggalkan dua orang yang begitu
menyayangiku hanya demi seseorang yang tidak pernah memikirkanku?” (hlm. 111)
Pertemuannya
dengan Brian membuatnya bertemu kembali dengan teman sekelasnya semasa SMA-nya
dulu, Oliver. Merekalah yang menuntunnya untuk menemui sang ibu yang tak pernah
mau menemuinya, karena Nefertiti telah mengecewakannya berkali-kali karena
kegagalannya sendiri. Namun harapan dan ketakutannya untuk bertemu dengan ibunya
tidak terwujud. Nefertiti malah dipertemukan dengan lukisan ibunya yang tak
pernah diselesaikannya sejak lama. karena ibunya menghilang sebelum bertemu
dengannya.
Pencarian
ibunya terus dilakukan. Ke tempat-tempat yang sering ibunya kunjungi. Ibunya
hilang bagaikan ditelan bumi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Hingga
Nefertiti menemukan sebuah laptop peninggalan ibunya, yang didalamnya terdapat
sebuah foto keluarga yang berlatar bunga Lili. Dan dimulailah pencarian ibunya
kembali. Namun dimana seharusnya ia menemukan sang ibu, tapi yang didapatkannya
adalah sebuah rahasia masa lalu ke dua orang tuanya yang tak pernah ia ketahui
bahkan tak ada satu orangpun yang mengetahuinya. Tapi satu hal yang pasti yang
ia tahu tentang kebenaran dari Ibunya yang selama ini tidak pernah terpikirkan
olehnya.
"Hidup seperti apa yang telah dilalui oleh Nefertiti?
Ia telah berlari sangat jauh.seorang ibu yang ia kira tidak pernah
mencintainya, seorang ayah yang mengirimnya ke psikiater, sahabatnya yang bisu
dan telah mati.
Kini ia mencari ibunya yang telah pergi tanpa
meninggalkandebu.
Apa yang kulakukan jika aku ini Nefertiti? Kemana
lagi aku akan berlari?"
Copellia
dengan judul yang menurut saya sangat unik juga tampilan cover yang sangat cantik dan sederhana sangat mudah menarik
perhatian saya karena penasaran dengan kisah di dalamnya. Judul yang diambil dari sebuah nama tarian
Ballet yang diciptakan oleh Arthur Saint
Leon dan pertama kali ditampilkan di Parispada tahun 1870. Tentang kehidupan
seorang gadis yang bernama Nefertiti yang mengharapkan kehidupan yang lebih
baik dan dicintai oleh seseorang dengan tulus.
Di
ceritakan dari sudut pandang orang pertama dari tokoh utamanya – Nefertiti dan
Oliver secara bergantian. Dari sisi Nefertiti yang penuh dengan penderitaan dan
kesedihan hidupnya, dan Oliver dengan sikap kedewasaannya yang terasa lepas serasa
tidak ada beban dalam menjalani hidupnya. Coppelia diceritakan dengan alur maju
mundur. Plotnya rapi dan sangat menarik untuk diikuti karena setiap halamannya
saya selalu dibuat penasaran dengan kisah Nefertiti.
Begitu
banyak konflik-konflik yang mengejutkan di dalam novel ini. dimulai dari
asal-usul Theos, masa lalu Brian dan ibunya – Ayumi, masa lalu Oliver juga masa
lalu ibu dan ayahnya Nefertiti yang sangat mengejutkan bagi saya dan tak
terduga sebelumnya. Semuanya terasa nyata. Karena setiap manusia pasti memiliki
cerita dan konflik masing-masing dalam hidupnya. Terungkapnya masa lalu dan
konflik utama di ceritakan secara perlahan-lahan hingga tidak terasa sudah
sampai di bagian akhir cerita.
Saya
paling terkesan dengan karakter Nefertiti yang kuat. Keinginan Nefertiti yang
begitu besar untuk membuktikan kepada ibunya kalau ia bisa dibanggakan sebagai
anak dari seorang pelukis terkenal. Dan rasa kekecewaan terhadap ibunya membuat
ia menjadi pribadi yang lebih tertutup. Saya dapat memahami kedekatannya dengan
Mia karena ia ingin ada orang yang memahami keinginannya terhadap orang-orang
yang dicintainya, ia ingin didengar, ia ingin di selamatkan bukan di kekang
atau di jauhi oleh orang-orang terdekatnya. Semuanya tersampaikan secara
perlahan perasaan Nefertiti hingga membuat saya turut berurai air mata.
Kadang
orang tua lebih memaksa kehendaknya terdapa si anak. Tidak melihat dari sisi
anaknya yang mampu atau tidak untuk menjalaninya. Ketika sang anak sudah
mencoba dan gagal, orang tua malah megacuhkan dan langsung kecewa. Mereka tidak
sadar bahwa mereka memberi tekanan yang ditanggung si anak lebih besar karena rasa kecewa akan dirinya sendiri yang telah
gagal, padahal sudah berlatih keras. Kecewa terhadap orang yang berharap lebih kepada
sang anak. Seharusnya anak yang gagal di dukung, di tuntun untuk menjadi lebih
baik, di beri semangat agar mereka mau bangkit dari kegagalan. Semua orang bisa
gagal. Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya kegagalan. Hidup itu
tidak sempurna. Hidup itu tidak hanya melulu keberhasilan semata. Namun saya
juga tidak bisa menyalahkan ibu Nefertiti, melihat masa lalunya yang terungkap
di akhir cerita membuat saya memahami karakter ibu Nefertiti, kenapa ia menjadi
seperti itu kepada Nefertiti.
Cerita
yang berlatar di Yunani, Jakarta, dan Jerman. Penggambaran tempatnya juga
sangat jelas dan detail. Terutama tempat-tempat pelatihan Balet, juga studio ibunya
Nefertiti membuat saya serasa sedang berada di sana.
Coppelia
tidak hanya sekadar menyajikan sebuah cerita imajinasi belaka, tapi sebuah
fakta dari kehidupan tentang kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Saya percaya
bahwa tidak ada di dunia ini seorang ibu yang tidak menyayangi anaknya. Tidak semua
seorang ibu itu bisa menunjukkan rasa sayang dan juga cintanya itu melalui
ungkapan, ada juga yang mengungkapkannya dari sebuah tindakan hingga sang anak
tidak menyadarinya dan berpikir malah sebaliknya. Coppelia benar-benar
menyoroti hubungan antara anak dan ibu dengan tepat dan apik.
Secara
keselruhan novel Coppelia ini memberi rasa yang berbeda untuk lini metropop. Bagi
kalian yang sangat menyukai sebuah cerita yang penuh dengan msiteri juga
tentang seorang anak yang haus akan kasih sayang dari sosok seorang ibu, saya
rekomendasikan novel ini untuk kalian baca selanjutnya..
Untuk
bintang saya beri 4 dari 5 bintang.
Post a Comment
Post a Comment