Konten [Tampil]
Pertama kalinya baca karya dari penulis Yuli Pritania. Dan aku sukses dibuat melongo takjub dengan ide ceritanya yang sederhana tapi luar biasaaah ini. Selain ceritanya yang aku suka bangett, kutipan-kutipan cantiknya juga nggak mau ketinggalan untuk menarik perhatian aku.
Penasaran apa-apa saja kutipan favorit aku di dalam kisahnya Calla si Hiperaktif dan Ian si kaku tapi selalu membuat Calla bisa terpesona?
Yukk...
Cekidot ☺☺☺
“Calla
terdengar aneh. Aku akan memanggilmu Lily.” (hal. 11)
“Aaaaaaah, menyenangkan. Di pertemuan pertama
kau bahkan langsung memberiku panggilan kesayangan.”(hal. 11)
“…
nafsu makanku selalu bertambah kalau sedang kesal. …” (hal. 28)
“Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Ian, tapi
kau cukup oke. Sama sekali tidak buruk. Berjuanglah lebih lama lagi.
Kalau dihantam berkali-kali, batu karang juga bisa roboh, kan?” (hal. 32)
“Kalau
kau tidak menyukaiku, bukan berarti aku juga tidak boleh menyukaimu, kan?”
(hal. 37)
“Kau itu hadiah termahal di dunia yang
akan membuatku memikirkan strategi terbaik untuk memenangkanmu. Dan aku tidak
akan menyerah untuk alasan apa pun.” (hal. 43)
“…
seorang pria tidak mencintai seorang wanita karena dia cantik, tapi
wanita itu terlihat cantik karena dia mencintainya.” (hal. 64)
“…, tapi kau memang tampan. Jadi kau tidak
terlihat tampan hanya karena aku mencintaimu, tapi kenyataannya memang sudah
seperti itu.” (hal. 64)
“Membuatmu
senang ternyata mudah sekali ya?. Apa kalau aku menawarkan untuk membawakanmu
oleh-oleh kau akan langsung pingsan? - Ian
“Aku
tidak mau oleh-oleh. Yang penting kau pulang cepat dan aku bisa melihatmu
lagi. Masa begitu saja kau tidak tahu?” – Calla (hal. 70)
“Kau belum sakit jiwa, kan? Lama-lama kau bisa
terobsesi padaku, kau tahu? – Ian
“Aku tahu. Karena itu … kau harus
menyelamatkanku. Cepatlah jatuh cinta padaku, jadi aku tidak perlu berusaha
lebih lam
Lagi.” –
Call (hal. 74)
“…
Kalau kau menyukai dua wanita di saat yang bersamaan, kau harus
memilih yang kedua. Karena, kalau kau benar-benar mencintai wanita yang
pertama, kau tidak akan jatuh cinta lagi pada wanita yang kedua.” – Rayhan (hal.
76)
“Karena manusia bisa berubah pikiran
sewaktu-waktu.” (hal. 83)
“…
menangis untuk orang yang kita cintai, itu tidak masalah.” (hal. 93)
“Karena… seharusnya… orang yang kau cintai
tidak akan pernah membuatmu menangis, kan?” (hal. 93)
“Kalau
kau hanya berpura-pura dan menyembunyikan sifatmu yang sebenarnya hanya untuk
menarik perhatianku, suatu saat kau akan merasa lelah. Kau tidak mungkin
bersandiwara seumur hidupmu, kan? Lily?” (hal. 141)
*Calla Sun ini masuk dalam jajaran salah satu di antara buku favorit yang aku baca di tahun ini (Rating 5/5)
“Seperti apa pun kuatnya, perasaan manusia
memiliki kecenderungan untuk selalu berubaharah.” (hal. 143)
“Ada
seseorang, yang pada awal-awal pertemuan tidak terlalu kau anggap kehadirannya.
Mungkin hanya kau anggap sebagai seseorang yang sekadar kau kenal. Tapi ada
cukup besar kemungkinan bahwa orang itu nantinya akan menjadi satu-satunya
orang yang bisa kau pikirkan untuk menghabiskan waktu bersama. Setiap hari.”(hal.
154)
“Kau tahu perbedaan pria dan wanita? Saat wanita
memikirkan masa depannya bersama pria yang dia sukai, itu di anggap normal. Karena
semua wanita memang memikirkan hal yang sama. Sukses, menikah dengan suami yang
bisa dibanggakan, memiliki anak. Bahagia. Berbeda jika seorang prialah yang
memikirkan masa depannya dengan sehingga dia merasa harus segera meresmikan
wanita itu menjadi miliknya. Karena tidak semua pria mau terikat. Benar, kan?”
(hal. 155)
“One
day, someone will walk into your life and make you realize… why it never worked
out with anyone else.” (hal. 155)
“Ada yang sempat jatuh cinta pada orang lain
sebelum akhirnya benar-benar menemukan pasangan hidup yang dicarinya.” (hal.
168)
“Satu-satunya
yang paling diinginkan manusia adalah kebahagiaan, walaupun definisi
kebahagiaan berbeda bagi setiap orang.” (hal. 168)
“Bukan menyukai. Tapi membutuhkan. Ada orang-orang
yang, kurasa, memilih kesibukan untuk melupakan kesedihannya.” (hal. 176)
“Karena
kau harus mengorbankan beberapa hal untuk melihatnya. Tidak semua orang bisa melihat
matahari terbit. Kau harus mempersingkat waktu tidurmu dan bangun lebih
pagi dari pada jadwal normal agar bisa melihatnya.” (hal. 178)
“people ask, why fallin in love is so hard? Because
sometimes… you fall and no one there to catch you. Sometimes you fall and they
don’t have enough strength to hold you. And sometimes you fall, and the wrong
person cathess you. It’s just all about the right time, in the right place,
will the right person.” (hal. 179)
“Seringnya,
seseorang yang kita cintai tapi tidak mencintai kita, akan menjadi begitu baik,
memberikan kebahagiaan terakhir saat kita memutuskan untuk meninggalkannya. Mungkin
karena merasa senang. Atau mungkin prihatin. Siapa yang tahu?” (hal. 194)
“Kadang-kadang karena mereka memang tidak punya
pendirian, sekadar plin-plan, atau punya pertimbangan. Adawaktu dimana… manusia
harus menyadari porsi mereka masing-masing. Ada saatnya… perjuangan benar-benar
harus berhenti.” (hal. 197)
“Kadang
apa yang ada di depan matamu bukanlah kenyataan yang sebenarnya.” (hal. 198)
“Kadang-kadang… kau tahu… rasanya lebih
menyakitkan saat melihat orang yang kita cintai… mencintai orang lain yang
tidak balik mencintainya.” (hal. 208)
“Yang
menyakitkan itu bukan ucapan selamat tinggalnya. Yang menyakitkan itu kenangan-kenangan
yang tertinggal di belakang, yang akan terus teringat, walaupun kau berusaha
melupakannya. Satu-satunya cara hanya dengan berharap kau bisa membenturkan
kepalamu dan mengalami amnesia. Itu bahkan dengan kemungkinan masa lalu itu
masih akan kembali lagi kepadamu suatu saat nanti.” (hal. 208)
“Kau tahu… matahari selalu di lambangkan
sebagai simbol pria… dan bulan adalah wanita. Menurut beberapa anggapan dangkal
yang sudah ketinggalan zaman, wanita selalu membutuhkan pria, seperti bulan
yang tidak bisa bersinar tanpa bantuan matahari. Tapi… kau tahu? Walaupun bukan
dari pria, para wanita umumnya memang memnutuhkan sesuatuuntuk membuat mereka
bersinar. Make-up, gaun, sepatu, kekayaan, kecantikan. ….” (hal. 213)
“…
bunga matahari. Bunga yang hanya bisa menoleh ke satu arah saja seumur
hidupnya. - I
“Seharunya
cinta memang diibaratkan seperti itu, kan? - K
“Tapi
tidak semua pria seperti itu. - I
“Setidaknya
sekarang kau sudah menemukan mataharimu. - K
“Semoga
saja. Umur bunga matahari tidak panjang, kau tahu? - I
“Memang.
Tapi kau tahu yang paling penting? Pengabdian seumur hidup. Untuk yang satu
itu, bunga matahari tidak pernah terkalahkan.” - K (hal. 214)
“Bagaimana caranya cinta dijabarkan saat hanya
dengan melihat kehadirannya saja kau sudah merasa sangat puas?” (hal. 220)
“Jangan
bahagia terlalu berlebihan. Takaran yang pas jauh lebih baik, kau tahu? Karena yang
terlalu banyak itu bisa membuatmu mabuk dan lupa, sedangkan yang terlalu
sedikit membuatmu merasa kurang dan terus teringat, apa saja yang belum kau
dapatkan.” (233)
Post a Comment
Post a Comment