Konten [Tampil]
Judul Buku : House Of Secrets #1
Penulis : Chris Columbus & Ned Vizzini
Penerjemah : Lulu Fitri Rahman
Penyelaras Aksara :Nunung Wiyati
Penata Aksara : Nurul MJ
Perancang Sampul : Vinsen
Penerbit : Noura Books
Terbit : April, 2015
Jumlah Halaman : 438 halaman
ISBN : 978-602-0989-46-4
Harga Buku : IDR. 63.200 (Off 20% di Bukabuku.com)
BLURB :
Rumah itu bertengger
di tepi tebing menghadap langsung ke laut---tiga lantai bergaya Victoria dan
dikelilingi pepohonan pinus. Mr. dan Mrs. Walker hampir tak percaya akan
keberuntungan mereka telah mendapatkannya dengan harga murah.
Lain halnya dengan Cordelia, Eleanor, dan
Brendan Walker yang langsung curiga. Ada sesuatu yang janggal di rumah itu.
Bukan saja tua dan berbau lapuk, di sana mereka juga merasa seolah-olah ada
yang mengawasi.
Kelebatan sosok misterius, patung malaikat yang
bisa menjelma, perlahan semua keanehan rumah itu menampakkan diri. Tiga
bersaudara Walker pun harus melalui petualangan seru demi mengetahui kebenaran
tentang rumah penuh rahasia itu.
Review House Of Secrets by Chris Columbus & Ned Vizzini
Berawal dari satu insiden yang membuat hidup keluarga Walker
berubah drastis. Suatu hari Dr. Walker mendapat tawaran rumah di 128 Sea
Cliff Avenue yang bergaya Victoria yang sangat murah dan tidak masuk akal
harganya, jika melihat model rumah dan segala macam perabotan mewah yang ada di
dalamnya. Dan lagi rumah tersebut merupakan mantan tempat tinggal dari seorang
penulis yang tidak banyak dikenal, yaitu Denver Kristoff.
Di hari mereka ingin melihat-lihat keadaan dan kondisi rumah,
anak-anak Walker; Cordelia, Brendan dan Eleanor sudah merasakan aura-aura
mencurigakan dari rumah tersebut,terutama pada sosok misterius yang tiba-tiba
muncul dan sebuah patung malaikat yang indah namun mencurigakan. Dan di saat
kepindahan keluarga Walker ke rumah tersebut, kedatangan seorang nenek-nenek
yang mengaku sebagai Dahlia Kristoff, anak dari Denver Kristoff menambah aura
gelap yang menaungi rumah tersebut.
“Petualangan Menegangkan Hingga Titik Akhir …”
J.K. Rowling
Sebenarnya kalau untuk yang fantasi dan petualangan atau
semacamnya, aku lebih menikmati melihat langsung dari pada membaca bukunya.
Tapi untuk buku ini pengecualian. Nggak ada salahnya kan aku mencoba hal-hal
yang belum pernah aku lakuin. Hehehe.. Dan hasilnya (aku mau jujur), lebih
sadis dan mengerikan membaca dari pada melihat tontonan yang berpetualang atau
dunia fantasi gitu.
Contohnya, saat aku membaca novel ini. Aura kegelapannya lebih
dominan dan aku sedikit merasa terintimidasi, lebih deg-degan dan was-was
menanti hal-hal apa lagi yang akan muncul di hadapan anak-anak Walker.
Meski demikian, aku tetap suka dengan gaya berceritanya dua
penulis yang berhasil menggabungkan dunia petualang yang luar bisa dan
menegangkan yang di alami oleh anak-anak Walker + Willy sang pilot tempur. Dan
lagi terjemahan dari penerbit Noura Books – oke punya, nggak kaku. Alur cerita yang menengangkan namun dibumbui dengan tingkah laku polos dan
pertengkaran-pertengkaran anak-anak yang sungguh membuat geleng-geleng kepala
terutama tingkah Eleanor (yaa ampunn aku suka bangett dengan karakternya
Eleanor ini) yang sangat menggemaskan.
Petualangan anak-anak walker
dimulai dari si penyihir angin membawa mereka (dalam sekejap) ke dunia
ntah berantah berasalnya (di bagian ini aku gebayanginnya seperti film Zaruntha
yang rumahnya terangkat ke luar angkasa – hampir sama), dengan pepohonan yang
tinggi dan besar dan disini mereka bertemu dengan sekelompok pasukan barbar
yang mencoba untuk menangkap mereka dan pertemuan pertama dengan pilot nyasar, Will
Drapper sang pilot tempur. Dan dari sinilah awal mula mereka mencari dimana
letak Kitab Petaka dan Hasrat sesuai yang diinginkan (diminta) oleh
penyihir Angin untuk mereka temui dengan imbalan mereka akan dikembalikan ke
dunia nyata dan bertemu kedua orang tua mereka.
Kemudian bertemu dengan Gergasi si raksasa (ini bagian yang
paling aku suka, karena tingkah Eleanor yang sok ramah dengan Fat Jagger
– nama yang diberikan Eleanor kepada Gergasi). Kemudian terdampar ke samudra
dan bertemu dengan sekelompok bajak laut yang menuduh mereka sebagai penyihir,
dan kerangka-kerngka tulang yang bernyawa alias hidup dan terus mengejar
mereka. Dan kemunculan kitab Petaka dan Hasrat yang tiba-tiba tidak
mengenal tempat dan lagi cobaan mereka (anak-anak Walker) yang berusaha keras
untuk bisa bertahan dari godaan hasrat egois yang dipengaruhi oleh Penyihir
Angin. Kemudian pertempuran di Kastel Corroway tempat Ratu Daphne
(sosok asli Ratu Daphne ini sangat diluar dugaan – nggak nyangka banget) yang
terkenal kejam dan suka menyiksa jari-jari anak dengan bantuan dari para
pasukan Resistance.
Deskripsi dunia fantasi dan petualangnya dapet banget di novel
ini. Serasa lagi nonton sebuah film petualang dan aku langsung dapat apa yang
aku baca dan langsung negbayanginnya (setiap adegan-adegannya di pikiranku).
Proses peleburan antara kemunculan satu tokoh satu dan kemudian muncul tokoh
lainnya nggak kerasa janggal – pas.
Untuk karakter tokoh-tokohnya, yang paling aku suka itu si Eleanor
si bungsu Walker (yaa ampuuun,ngegemesin bangett ini anak). Di satu sisi
Eleanor ini bisa bersikap dewasa dan tingkah polosnya ituuu, iiieeee, gemesss
asli. Dengan kemampuannya yang biasa-biasa saja dengan penyakit disleksia-nya
juga, Eleanor berusaha membantu kakak-kakaknya dengan kemampuan dan
kepintarannya yang ia punya sebisa mungkin. Dan yang khasnya Eleanor ini
adalah, kalau sudah melihat kuda matanya langsung berbinar-binar, dan langsung
menagih kapan dibelikan dan bisa memelihara kuda dirumah mereka, hahaha.
Cara keluarga Walker mendidik anak-anaknya sangat baik untuk
dicontoh. Misalnya saja untuk Eleanor yang mengidap Disleksia, mereka sekeluarga
tidak memojokkannya, tapi ketika Eleanor salah membaca atau terbalik membaca
kata/kalimat tertentu, ia akan di tuntun dan diberi semangat untuk terus
menjadi lebih baik dan diberi pujian biar semangatnya untuk menjadi lebih baik
termotivasi dengan sendirinya (ini kereen).. Apalagi sewaktu anak-anak Walker tersesat di dunia buku, kekeluargaan dan kekompakan di antara mereka tuhh bikin terenyuhh*asekkk
Kekompakan yang terlihat di antara anak-anak Walker pun luar
biasa. Di saat badai dan masalah menghadang, mereka tetap mengingat satu sama
lain (berusaha untuk tetap bersatu) dan saling bekerja sama (mengeluarkan
ide-ide pikiran masing-masing) untuk bisa menyelesaikan dunia petualang mereka
dengan satu tujuan bisa kembali lagi bersama kedua orang tuanya. Nah, disini
patut di contoh.
Walaupun untuk ukuran anak-anak dan masalah petualangnya dengan
orang dewasa, sedikit nggak masuk di akal sihh. But, kereenlahh. Malah
aku yang baca jadi tertutupi (nggak terganggu) dengan usia mereka yang masih
anak-anak harus berhadapan dengan orang-orang besar. Apalagi saat
pertarungannya di menara Kastel Corroway (anak kencil bertarung? wkwkwk
Saat membaca novel ini pun, aku nggak bisa jauh-jauh dari google.
Kenapa? Ada beberapa hal yang menarik di dalam novel ini dan membuat aku
bertanya-tanya tentang fakta yang sebenarnya yang mungkin kebetulan sama dengan
yang terjadi di dunia nyata. Contohnya saja, gempa bumi terbesar yang terjadi
di San Fransisco yang kalau di dalam novel ini punya kaitan erat dengan Kitab
Petaka dan Hasrat. Bahkan alamat rumah Kristoff pun tak luput dari
pencarian aku di google, wkwkkwkw (maklum, jiwa penasaran aku lebih
besar dari pada pergi ke toilet *ehh?? – abaikan!)
Novel ini tidak jauh-jauh dengan aura-aura buku dan
perpustakaan. Apalagi para tokoh utamanya terjebak di dalam dunia fantasi dari setiap
buku yang ditulis oleh Denver Kristoff dan tokoh-tokoh fiksinya. Huhuhu… dan
untuk ending-nya sendiri, lumayan memuaskan lahh, walaupun harus
dilanjut ke seri 2 nya. Dan apa yang dilakukan Eleanor di akhir, benar-benar
nggak tertebak sama sekali. Aku kira dia menghilang kemana, ternyata oh
ternyataaa….
Overall, novel ini aku rekomended
banget buat kamu penyuka fantasi dan dunia petualang yang mengesankan dan
berdebar-debar. Dan luar biasa menegangkan. Bisa dibaca untuk semua kalangan
kok – aman.
R A T I N G 4.5 🌟
Post a Comment
Post a Comment