Konten [Tampil]
Judul Buku : Romansick
Penulis : Emilya Kusnaidi
Desain Sampul : Orkha Creative
Tebal Buku : 304 halaman
Cetakan Kedua, Oktober 2017
ISBN : 978-602-03-7653-0
BLURB :
Her life was almost perfect. Pekerjaan
sebagai editor di majalah fashion
ternama,rekan kerja yang baik hati meskipun doyan gossip,
serta dua
sahabat laki-laki yang selalu ada ketika dibutuhkan. So,
what a girl could
ask for more? Well, please underline the
“almost” part.
Audrey “Dre” Kahono jatuh cinta setengah mati pada Eren,
sahabatnya – tapi nggak pernah punya keberanian
mengungkapkan hal
itu. Sebuah pengakuan mendadak dari Eren membuatnya terseret
dalam
insiden penuh kesialan yang berujung pada serentetan drama baru:
pertemuan tanpa sengaja dengan Austin yang moody
setengah mati,
kejadian di pelataran parker, dan belum lagi soal liburan ke
Bintan yang
mendadak tapi berakhir mengejutkan!
Austin yang persisten mendekati Dre membuat Dre kesal tapi
lama-lama suka. Nah, masalahnya, ketika Dre mulai dekat
dengan
laki-laki itu, Eren malah kelihatan uring-uringan. Belum
lagi
drama antara Dre dan Eren berakhir. Austin malah menambah
drama baru dalam hidupnya…
Kilas Balik Romansick
Well, siapa
sih yang nggak mau di posisinya Dre. Semua perempuan pasti mendambakan hal
tersebut bukan, punya jabatan executive Editor di majalah fashion
ternama. Punya rekan kerja yang easy going walaupun doyan gossip seperti
Kelsa dan Germaine (btw, namanya unik yaa, padahal orangnya tipikal yang agak
melambai-lambai lohh *LOL). Punya dua sahabat laki-laki yang selalu ada kapan
pun dibutuhkan, terutama Tara. Walaupun Tara lebih di butuhkan semepet apapun waktunya,
pasti Dre akan menghubungi Tara di banding Eren. Yaa jelaslahh, kalau Dre
menghubungi Eren duluan pasti Dre nggak akan konsen untuk meminta bantuan,
tapi malah sibuk mengatur hatinya biar nggak kebat-kebit. Yuppss, Dre menyukai
Eren, satu dari dua sahabat laki-lakinya.
Dre
menyukai, bukan, tapi jatuh cinta pada sahabatnya sendiri Eren selama sepuluh
tahun lamanya semenjak SMA. Dre tidak ada keberanian untuk mengakui perasaannya,
karena ia takut perasaan mellow-nya akan menghancurkan persahabatan yang sudah
mereka jalin lama, apalagi Eren mempunyai seseorang yang dicintainya dan bahkan
dalam waktu dekat ia berencana akan melamarnya dan hal itu pun yang membuat Dre
nelangsa dan berakhir dengan salah menarik tangan orang yang dikiranya adalah tangan
Tara padahal bukan. Yupss pertemuan pertamanya dengan Austin Cheo yang
mengiranya sedang mabuk dan berakhir tragis dengan hidung Austin yang berdarah.
What the hell?
Seakan
takdir memang ingin mempertemukan mereka berdua, Austin dan Dre terlibat dalam
urusan pekerjaan - pertemuan yang
lagi-lagi diwarnai adu argumen dengan mulut cablak dan nyinyirnya Austin yang
selalu saja membuat Dre kesal dan ingin marah-marah saat bertemu. Seiring
dengan pertemuan dan perdebatan mereka, Austin mulai menaruh hati pada Dre yang
sama-sama keras kepala dengan dirinya. Dre? Boro-boro suka, Dre malah merasa
terganggu dengan intensitas kunjungan dan kehadiran Austin di sekitarnya. Di
tambah lagi dengan keadaan hati Dre yang masih menggalau ria akibat perasaan
sepihaknya kepada Eren, sahabatnya. Sedangkan Eren? Seperti biasa tidak
tahu-menahu terkait patah hati yang sedang digeluti Dre akibat dirinya. Eren si
tumpul yang insensitif dan nggak pernah berprasangka.
Namun
perlahan, kegigihan Austin untuk mendekati Dre membuahkan hasil. Benteng
pertahanan yang dibangun oleh Dre mulai runtuh. Tapi dilain sisi, Eren
kelihatan uring-uringan ketika melihat kedekatan Austin dan Dre. Ada apa dengan
Eren?
Hubungan
Austin dan Dre pun semakin dekat, hingga saat mereka sedang berlibur ke Bintan
dengan sahabatnya Austin, Dre dikejutkan dengan informasi yang sangat
membuatnya nelangsa dan patah hati yang lebih parah dari kondisi dulu yang
dirasakannya kepada Eren. Apa yang terjadi pada Dre? Dan informasi apa yang di
dapat Dre selama ia berlibur ke Bintan bersama Austin dan sahabatnya?
"Waktu bisa mengubah perasaan orang sebegitu cepatnya. Cuma dalam hitungan bulan dan semuanya berubah seperti itu." (hlm. 255)
Romansick by Emilya Kusnaidi
Romansick
merupakan novel debut penulis di tahun 2015, dan yaa aku membaca buku cetakan
keduanya di tahun 2017 ini. Dan aku sangat berkesan dengan gaya cerita penulis
yang mengalir ringan dan nyaman dan juga penuturan bahasa tokohnya diselingi
bahasa inggris membuat novel yang berlabel metropop ini semakin menampakkan
ciri khas pop-nya dan sekilas mengingatkan saya pada penulis dengan ciri khas
sama- gado-gado (indo-inggris) yaitu Ika
Natassa.
Jujur,
awalnya aku bingung dengan pembukaan ceritanya di bab awal. Nggak nangkap apa
yang mau di sampaikan penulis melalui pembicaraan Dre dan Tara. tapi
perlahan-lahan makin kesini, aku mulai ngeh. Dan aku ngerasa (saran aku sih) pembahasan di awal
antara Dre dan Tara dihilangkan saja. Alur ceritanya sendiri jujur sangat
mengejutkan di akhir. Awalnya aku mengira kalau Romansick ini hanya
tentang jalinan persahabatan yang terlibat dalam cinta segitiga di lingkar
persahabatan itu sendiri, ternyata duagaan ku sedikit meleset di awal. Alur
cerita pun mengalir cepat sesuai ritme-nya tidak terkesan buru-buru dan pas.
Apa yang menjadi tanda Tanya di benakku terjawab perlahan-lahan. Dan aku
menyukai bagaimana cara penulis menuturkan perasaan tiap tokohnya, terutama
Dre. seakan pembaca ikut hanyut dalam emosi Dre. Interaksi antar tokohnya pun
terlihat alami dan hidup.
Diceritakan
dari sudut pandang orang ketiga yang lebih dominan pada Audrey, membuat pembaca
seakan hanyut dengan perasaan suka dan dukanya Dre. Siapa sih yang tahan dengan
perasaan cinta selibat dengan sahabatnya sendiri tanpa bisa kita akui demi
menjaga keutuhan persahabatan yang sudah terjalin lama. Dan Dre lebih memilih
persahabatannya ketimbang mengakui perasaannya. dan lagi, seakan patah hati
belum ingin menjauh dari Dre. Lagi-lagi Dre merasakan patah hati untuk kedua
kalinya dengan Austin. dimana yang keduanya ini lebih parah dari apa yang
dirasakan Dre saat pertama kali merasakan patah hati akibat Eren. Namun yang
kedua ini, seakan hidup Dre berada diujung jalan yang tidak ada
persimpangannya. Dan demi hidup tenangnya dan tidak ingin merasakan luka hati
untuk ke sekian kalinya, Dre memilih yang terbaik untuk hidupnya (no spoiler).
Jika kalian berada di posisinya Dre, apa yang akan kalian pilih? Memberikan
kesempatan kedua atau memilih pergi.
Untuk
karakternya saya menyukai karakter Tara. Walaupun Dre dengan mulut pedasnya dan
Austin dengan mulut nyinyirnya tetap menarik perhatian, tapi sosok Tara lebih
menarik lagi. Perannya sebagai sahabat Dre, yang selalu ada ketika Dre
membutuhkannya dan setia mendengar setiap curhatan Dre dengan nasihatnya yang
blak-blakkan membuat Tara mempunyai nilai lebih. Dan aku selalu suka dengan
karakter penengah seperti Tara.
Ada
satu yang menurutku sedikit mengganggu (walaupun ini sebenarnya nggak terlalu penting
dan mencolok juga) yaitu pemberian nama tokohnya yang pada awalnya membuatku
bingung. Tara dan Eren yang awalnya aku kira mereka adalah perempuan. Karena
namanya yang cenderung lebih ke perempuan menurutku sih yaa. Sedangkan Audrey
kebalikannya. Saat membaca blurbnya aku sedikit terkecoh karena mengira
Audrey adalah sosok laki-laki padahal perempuan.
Terlepas
dari nama di atas, novel Romansick ini asyik banget. Seperti yang aku
bilang sebelumnya ceritanya ngalir, dan aku suka sekali dengan gaya cerita
penulis. Ceritanya ringan, bahasanya nge-pop, dan konfliknya yang membaur
sempurna pun lumayan mengaduk-aduk emosi. Chemistry untuk tokoh utamanya pun
dapet bangett dan aku setuju banget jika akhirnya mereka berdua. dan yang
terakhir buku ini mempunyai cover yang kece badai terlihat simple dengan warna
silver sepasang High Hells yang mencerminkan karakternya Dre, membuat aku tidak
bosan-bosan memandangnya.
Overall, bagi penyuka metropop dengan kadar romance yang kental dan siap
mengaduk perasaan pembaca, buku ini wajib kamu baca dan koleksi.
#HappyReading
R A T I N G
Post a Comment
Post a Comment