Konten [Tampil]
Judul Buku : PERFECT ROMANCE
Penulis : Indah Hanaco
Editor : Afrianty P. Pardede
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal : 312 halaman
Terbit : Juli 2017
ISBN : 978-602-04-3391-2
BLURB
Apa yang terjadi ketika pagi seorang playboy dihancurkan oleh kehadiran sebuah "paket" tak terduga? Paket spesial itu berupa seorang bayi menggemaskan ditinggalkan begitu saja oleh salah satu mantan kekasihnya. Tapi, si pria yang nyaman bergonta-ganti pasangan ini menyangkal mati-matian kalau bayi itu darah dagingnya dan mengaku masih perjaka. Wah!
Akan tetapi, kehadiran bayi ini tanpa terduga sudah mengubah dunia sang playboy. Dengan cara yang absurd, dia malah jatuh cinta dan bertekad ingin membesarkan bayi itu. Pertanyaan terbesarnya, mampukah seorang pria yang terbiasa hidup bebas menjalankan peran sebagai ayah yang bertanggung jawab?
Lalu, seorang perempuan yang baru saja melewati pernikahan yang buruk, memasuki hidupnya juga. Dengan sang bayi menjadi penghubung mereka berdua, cinta pun menjadi mustahil bisa terus-terusan disangkal. Ketiganya, dengan cara dan kisahnya sendiri, melengkapi satu sama lain.
Inilah kisah romansa sempurna Taura Ishmael dan Inggrid Serafina.
Kilas Balik Perfect Romance
“Aku sudah pernah mengingatkanmu, kan? Suatu ketika
kebiasaanmu gonta-ganti pacar itu pasti akan membuatmu kena batunya. Nah,
sekarang terbukti sudah!” (hlm. 10)
Taura
Ishmael dikenal karena sifatnya yang playboy dan juga satu-satunya penerus
Ishmael yang pembangkang. Hingga disuatu pagi ia dikejutkan dengan suara
lengkingan ibunya yang tiba-tiba sangat merusak waktu tidurnya, karena
kedatangan bayi mungil nan cantik yang dititipkan di satpam rumahnya oleh salah
satu mantannya, Agnez.
“Bagaimana mau punya bayi kalau aku ini masih perjaka, Ma?”
(hlm. 6)
Satu
pengakuan dari Taura tidak membuat keluarganya percaya, terutama Ibunya.
Akhirnya Taura pun memutuskan untuk melakukan tes DNA demi kemaslahatan dan
ketenangan bathin bagi keluarga dan dirinya sendiri. Hingga hasil yang
membuktikan semuanya pun membuat lega dan Taura berniat mencari keberadaan
Agnez atau pun keluarganya agar ia bisa mengembalikan Malena (nama bayi
tersebut). Hingga sebuah informasi tentang keluarga dan kehidupan Agnez yang
mengejutkan membuat Taura mulai bimbang dengan niat awalnya, ditambah lagi dengan tiba-tiba
kelakuan ajaib dari Malena membuatnya mengambil satu keputusan nekat selama
hidupnya.
“Ma, aku tidak akan menyerahkan Malena kepada siapa pun.
Minimal sampai Agnez datang untuk mengambilnya. Selama itu, aku yang akan
merawatnya….” (hlm. 59)
Tanpa
persetujuan dari Ibunya, Taura nekat merawat Malena seorang diri dengan bantuan
Aida (pembantu di rumah keluarganya) dan tinggal di apartemen. Saat ingin
meminta bantuan adik iparnya untuk segala keperluan bayi, Taura bertemu dengan
Inggrid, sahabatnya Dominique yang nyatanya bersedia menemani Taura untuk
belanja kebutuhan bayi (menggantikan Dominique) dan ternyata pengetahuan Inggrid tentang semua hal
tentang bayi sangat menakjubkan bagi Taura.
Inggrid
merupakan sahabatnya Dominique (adik iparnya Taura) yang sedang bersedih karena
sudah bercerai dengan suaminya yang baru 8 bulan, bahkan keluarganya sendiri
mengusirnya dari rumah karena menganggapnya telah mencoreng nama baik kelurga
dengan memilih bercerai dengan suami tanpa mau menjelaskan ada apa sebenarnya.
Hingga
suatu hari, Taura menawarkan agar Inggrid tinggal di sebelah apartemennya dan
mulai sejak saat itu keduanya pun semakin terlihat dekat dan juga mulai tumbuh
benih-benih romansa warna-warni. Apalagi di tambah dengan kehadiran Aileen
(nama yang dipilih oleh Taura – Karena ia tidak suka dengan nama Malena) yang
menghubungkan keduanya. Apalagi sangat terlihat dan lihainya Inggrid dalam
merawat dan mengurus semua keperluan Aileen selama mereka tinggal berdekatan. Bahkan
Aileen pun mulai memanggil Inggrid dengan sebutan Mama .
“Coba katakan satu alasan yang paling masuk akal, kenapa
kita tidak menikah saja?” (hlm. 155)
Taura
yang sebelumnya sangat anti dengan sebuah komitmen apalagi dengan pernikahan,
tiba-tiba dengan sangat mengejutkan malah mengajak Inggrid untuk menjalin
hubungan pernikahan dengan alasan semuanya demi kebaikan Aileen.
“Menikah itu bukan persoalan yang sederhana, Taura!
Bagaimana kalau Agnez datang dan mengambil Ailee? Apakah pernikahan masih jadi
pilihan yang masuk akal?” (182)
Di
saat mereka mulai menyusun rencana-rencana untuk masa depan terutama pernikahan,
semuanya terpaksa lagi-lagi harus dikesampingkan karena tiba-tiba kedatangan Agnez
yang membawa pergi Aileen dan hal itu sangat berdampak bagi Taura terutama.
Kejadian itu pun seakan membuatnya lupa akan kehadiran Inggrid di sisinya,
belum lagi dengan restu Ibunya yang sangat protektif terhadap anak-anaknya
terutama dalam pemilihan calon menantu.
“… aku makin tidak yakin dengan masa depan kami.” (277)
Review Perfect Romance by Indah Hanaco
Di
saat aku sedang mengalami reading slump yang sangat parah ditambah
dengan cuaca yang enaknya hanya dinikmati dengan tidur-tiduran saja tanpa
melakukan kegiatan apapun dan hampir menyerah dengan semua bacaan yang tidak
membangkitkan kembali minat bacaku, Perfect Romance mengembalikan
semuanya yang hilang di dalam diriku. Yupp, berhubung aku penyuka romance,
dengan gaya dan ciri khasnya kak Indah dengan semua cerita romance-nya yang
tidak usah diragukan lagi, bisa memperbaiki mood baca aku (aku sangat berterima
kasih dengan kisah Ibu peri dan Ayah paling seksi ini).
Perfect
Romance, dilihat dari judulnya sudah terlihat komplit dan perfect
dari semua konfliknya yang ringan tapi mampu membuatku berdebar-debar menanti
apa yang akan terjadi dan bagaimana selanjutnya yang akan terjadi. Seorang
Taura Ishmael yang hidupnya sangatlah santai tanpa beban tiba-tiba harus
dihadapkan dengan seorang bayi yang secara tidak langsung menjadi tanggung
jawabnya. Inggrid dengan pernikahan dan masa lalunya yang membuatnya trauma
untuk menjalin kembali sebuah hubungan dan komitmen bahkan kepercayaannya
terhadap lawan jenis pun berkurang. Belum lagi dengan kehadiran Hugo dan
Vincent (adik dan kakak Taura) serta sahabatnya Dominique, Kyoko dan Inggrid
dengan semua keruwetan hidup mereka masing-masing menambah warna dan keseruan
tersendiri di dalam novel ini.
Cerita
yang menggunakan sudut pandang orang ketiga ini baik dari sisi Taura dan
Inggrid secara bergantian membuat pembaca bisa memahamai perasaan keduanya.
Seperti misalnya di saat Taura dihadapkan dengan pilihan sulit, untuk pertama
kalinya dalam hidup bahkan tidak ada di kamus hidupnya harus mengurus seorang
bayi. Disini aku bisa membayangkan bagaimana stress-nya seseorang yang
sebelumnya hanya bisa bersenang-senang, bergonta-ganti pacar, hidup tanpa beban
tiba-tiba harus merawat bayi yang bahkan bukan bayinya sendiri. dengan
menggunakan sudut POV 3 ini seakan mempermudah pembaca untuk melihat dari sisi
para tokohnya secara berbeda dengan tentunya perasaan mereka masing-masing yang
berbeda dengan segala pemikirannya yang berbeda pula.
“Taura terbelah dalam jeratan aneka perasaan. Kekecewaan
menjadi pemegang saham terbesar di dadanya.” (hlm. 184)
Selain
itu, bahasa yang digunakan oleh kak Indah selalu menghibur. ada kata-kata
kiasan yang tidak biasa dan hal itu malah menjadi ciri khasnya seorang Indah
Hanaco di novel-novelnya (selama aku menikmati tulisan kak Indah pasti ada
kata-kata kiasan yang membuat aku mudah ingat dengan ciri khasnya ini) dan hal
ini kadang membuat aku takjub dengan kosa katanya kak Indah dalam merangkai
setiap kata di dalam cerita-ceritanya. Dan lagi deskripsi tentang ruangan dan
interior ruang yang sangat detail malah membuat aku tertarik dan takjub
alih-alih jadi bosan. Karena bahasa yang digunakan kak Indah pun mudah dipahami
dan mudah dibayangkan, tidak jenuh.
“Aku tidak akan bilang kalau aku tahu perasaanmu. Karena nayatanya aku memang tidak tahu. Tapi memang melupakan itu jauh lebih sulit ketimbang memaafkan.” (hlm. 133)
Banyak
hal-hal positif yang bisa dijadikan pelajaran hidup dikisah Taura dan Inggrid
ini. Salah satunya adalah tentang memaafkan seseorang atau kejadian di masa
lalu yang sepahit apa pun itu lebih mudah ketimbang melupakan. Namun untuk itu
semua, biarlah ia berjalan sesuai alurnya. Walaupun tidak bisa melupakan
seutuhnya, setidaknya bisa mengikhlaskan.
Hati-hati
dengan perempuan dengan segala pikiran buruknya yang cepat tanggap. Untuk itu
salinglah berkomunikasi dan saling percaya untuk terbuka agar tehindar dari
kesalahpahaman yang akan muncul kelak di dalam sebuah hubungan.
Masih adalagi hal-hal positif lainnya yang bisa di petik di dalam novel ini.
Untuk
ending-nya sendiri aku merasa puas. Walaupun ada bagian yang sangat
mengejutkan yang tidak terduga sama sekali olehku sebelumnya. Karena awalnya
aku kira masalah “itu” berakhir dengan edisi gantung yang tidak ada
penyelesaian, malah diterima begitu saja. Namun untunglah di akhir ending ada
penyelesaiannya. Dan, ada rasa yang menggelitik yang sepertinya ini adalah kode
dari penulis, dan aku mempunyai feeling yang berat untuk ini. Apakah Vincent
dan Kyoko nantinya akan bersama atau akan dibuatkan ceritanya sendiri?
#akusangatberharapIYA Hheheheh, menunggu sangat sabar (walaupun sebenarnya
nggak sabaran).
Overall, Aku
sangat menikmati dari awal hingga akhir novel ini. Sangat aku rekomendasikan
buat siapapun yang penyuka romance terutama.
“Menemukan kekasih atau istri itu gampang. Tapi orang yang
tepat dan menjadi soulmate kita? Itu jauh lebih susah.” (hlm. 47)
R A T I N G
#HappyReading ☺☺☺
*Btw,
nama belakangnya Aileen: Jemima, ntah kenapa mengingatkan aku pada judul
novel kak Indah lainnya; Tuhan untuk Jemima. Apakah ini saling berkaitan? Aku
jadi penasaran dan siap untuk membacanya dan membabat rasa penasaranku yang
tinggi ini.
Thanks infonya, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2QSlT3e
ReplyDeleteSama-sama :)
Delete