Konten [Tampil]
Judul Buku : What a Boss Wants
Penulis : Christian Simamora
Editor : Alit Tisna Palupi
Desainer Sampul : Levina Lesmana
Penata Letak : Gita Mariana
Illustrator dan Desainer Paperdoll : Mailoor
Penerbit : Roro Raya Sejahtera
Tebal Buku : xii + 424 halaman
Cetakan Pertama, Juli 2017
ISBN : 978-602-61138-2-5
Satu-satunya yang lebih luar biasa dari
mencintaimu adalah ketika tahu kau juga mencintaiku
B L U R B
SEDUCE ME
LIKE YOU’RE TRYING TO GET A PROMOTION
Setelah cukup lama nyaman dengan status single-nya, akhirnya Soleram Anand jatuh
cinta lagi. Kabar buruknya, dia jatuh cinta dengan bosnya sendiri. Tak hanya
cerdas dan penuh semangat, Jiro Amadeus Vimana juga memiliki aura seksi yang
membuat jantung Sol berdebar hebat. This
is really unprofessional. Makanya, satu-satunya cara supaya tak kehilangan
respek dari teman-teman sekantor adalah dengan mengubur perasaan itu
dalam-dalam dan focus dalam pekerjaannya.
TREAT ME
LIKE I’M THE COMPANY’S BIGGEST CLIENT
Yang Jiro inginkan adalah menjalani jabatan
sebagai direktur Toybox sebaik mungkin, sekaligus berharap suatu saat papanya
akan berhenti memandangnya sebelah mata. Dia juga ingin Toybox rutin
memproduksi plush toy dengan karakter
orisinal, yang suatu saat bisa dijual lisensinya secara internasional. Ambisi
besar itu membuatnya mengenal Sol. Jiro yakin sekali, potensi besar cewek itu
sanggup membawa Toybox bergerak maju sesuai dengan visi barunya.
KISS ME
LIKE YOU WANT TO GET FIRED
Namun, setelah spontan berciuman dengan
Sol-diikuti dengan malam-malam terpanas dalam hidupnya-Jiro sadar cewek itu tak
sekadar desainer baru di perusahaannya. Kini, bertambah satu hal lagi di daftar
keinginannya: memastikan Sol jadi miliknya...
K I L A
S B A L I K
Jiro
Amadeus Vimana
bukan tipikal cowok ganteng-model yang diidentifikasi dengan wajah simetris dan
rahang kokoh. Jiro atau Jio (yang biasa disapa) adalah tipe cowok yang
membuatmu terdorong untuk tersenyum sendiri. Lalu membangkitkan fantasi semenit
akan kejadian-kejadian selanjutnya di kepalamu sendiri. Itu adalah penilaian
pertama kali Sol ketika berpapasan dengan cowok tinggi, tampan plus mapan
tersebut.
Soleran
Anandmerupakan
seorang desainer baru yang diterima kerja di sebuah perusahaan ternama yang
dipimpin oleh Jiro. Sol diterima karena kemampuannya bukan karena kualitas
fisiknya yang mampu membuat fantasi liar Jiro terbang kemana-mana. Sol bagi
Jiro adalah pemandangan yang baru sekaligus membuat Jiro penasaran sejak
pertama kali mereka bertatapan muka hingga menimbulkan semburat kemerahan di
pipinya Sol.
Kisah
di awali dengan kemauan keras sang ayah terkait hak cipta di dalam
perusahaannya, Toybox. Toybox sendiri merupakan sebuah perusahaan yang
memproduksi berbaga jenis boneka mainan yang terinspirasi dari berbagai
karakter di sebuah film yang digemari oleh banyak kalangan (kalau d kalangan
bookstagram sejenis Funko lahh).
“Kebanyakan perusahaan mainan di Negara kita
ini, kecil maupun besar, belum punya kesadaran untuk menghormati hak cipta
orang lain. Biasanya tinggal bikin-bikin aja. Toh selama ini pemilik lisensi
nggak melakukan apa-apa.” – hal. 81
Jiro
sebagai pemimpin tentu saja menginginkan yang terbaik untuk perusahaannya
sendiri, oleh karena itu ia sangat ingin menentang keinginan ayahnya yang
bersikeras tidak mempermasalahkan hak cipta, karena yang ayahnya perlukan
adalah keuntungan besar yang akan perusahan mereka dapat. Hingga suatu hari,
perusahaan mereka dituntut karena masalah hak cipta dari sebuah perusahaan
asing yang nyaris membuat mereka bangkrut dalam sekejap. Jiro yang awalnya menuruti
semua keinginan dan perintah dari sang ayah perlahan berbelok arah dan memilih
mengikuti prinsipnya tanpa peduli usulan lainnya dari sang ayah.
Keputusan
Jiro memilih memproduksi sendiri mainan yang akan menjadi ciptaan perusahaannya
sendiri tidak luput dari bantuan idenya Sol. Membuat Jiro semakin kagum dengan
kemampuan Sol yang tak hanya cantik tapi juga cerdas.
Entah
keberuntungan atau mungkin kesialan yang menimpa Sol. Di saat perusahaan sedang
menyiapkan semua keperluan perusahaan untuk Toy Expo di Shanghai. Sol ditunjuk
sebagai pendamping Jiro untuk berangkat ke Shanghai karena pendamping yang
biasanya berangkat sedang mengalami kecelakaan. Antara was-was dan deg-degan.
Sol pun bertekad pada dirinya sendiri kalau perjalanan ke Shanghai adalah murni
karena pekerjaan, ia mengabaikan debaran hatinya. Pertanyaannya adalah; Apakah
berhasil?
Apakah
Sol akan mampu menahan dirinya untuk tidak terpesona lagi-lagi pada bosnya itu?
Lalu, bagaimana dengan keinginan ayahnya Jiro yang tidak dituruti oleh anaknya
sendiri? Apakah Jiro akan menyerah?
“Cinta adalah sebuah paradoks emosi; kau rela
menyerahkan segalanya demi cinta, tetapi di saat bersamaan, begitu serakah
hingga ingin memiliki dirinya hanya untukmu sendiri.” – hal 229
R E V I E W
Buku
kedua yang aku baca dari karyanya babang Christian ini sama deg-degannya
seperti perasaanya Sol. Setelah Tiger On My Bed dan beberapa review yang aku baca terkait bukunya babang, aku punya
rasa khusus untuk bukunya babang #asekkk.. dan buku ini di banding buku
sebelumnya yang aku baca punya rasa yang berbeda. Selain adegan yang udah
‘biasa’, buku ini menyajikan sesuatu yang real yang kemudian diracik oleh
babang jadi lebih luar biasa rasanya.
Di
awal kemunculan nama perusahaan dan berbagai macam kegiatan di dalamnya sudah
sangat menarik perhatianku dan dibuat penasaran. Cara babang mendeskripsikan
dari awal proses desain, pemilihan bahan-bahannya, sampai ke hal remeh-temeh
lainnya juga sangat diperhatikan di saat proses produksi boneka-bonekanya. Dan
aku Cuma bisa bilang “that’s cool”.
What a Boss
Wants, judul
dan isi cerita yang sangat mencerminkan apa yang di alami oleh para tokohnya.
Jiro yang ‘harus’ selalu menuruti kemauan sang ayah. Sol yang ‘pasrah’ menuruti
semua kemauan sang bos, padahal Sol sudah mewanti-wanti tidak ingin terlibat
dengan bosnya itu selain hanya tentang pekerjaanya saja.
Alur
ceritanya sendiri di ceritakan dari sudut pandang orang ketiga, jadi kita
pembaca jadi lebih mudah memahami bagaimana perasaan tokohnya. Terutama Jiro.
Jiro mempunyai seorang ayah yang (menurut Jiro) hanya memikirkan dirinya
sendiri tanpa mau repot-repot perduli akan kemauan anaknya. Semenjak kepergian
mamanya, sifat ayahnya semakin menjauh, dan sejak saat itu pula, apa yang
terucap dari mulut ayahnya adalah titah yang harus dilakukan segera. Termasuk
perusahaan. Pemimpinnya Jiro tapi ayahnya masih bersikeras kalau keputusan
perusahaan ada ditangan sang ayah dan Jiro hanya bisa diam dan pasrah tanpa
berani membantah. Pengecut? Yaaah sejenis
itulah si Jiro kalau udah berhadapan dengan sang ayah walaupun di dalam hatinya
ia ingin membantah tapi tak pernah terucap. Berbanding terbalik dengan
keluarganya Sol yang harmonis, bahkan interaksi antara Sol dan ibunya lucu,
seperti bukan anak dan ibu tapi seperti sahabat atau teman. Sangat menghibur.
Keluarga idaman deh.
Selain
tokoh utamanya, ada Rahmat si sepupu yang ‘melenceng’ tapi humoris banget.
Setiap kata-kata yang keluar dari si Rahmad asli bikin ngakakk. Bahasanya
recehh banget walaupun demikian Rahmat ini adalah sosok sahabatable bangett
bagi Sol. Kalau punya teman baru seperti Rahmat nggak bakal sempat canggung
deh, dijamin bakal betah dengan kelakuan ajaibnya.
Selain
ceritanya yang bagus, buku ini juga punya banyakkutipan-kutipan yang nggak
kalah manisnya. Penasaran? Baca deh disini
Walaupun
ceritanya udah biasa dan ketebak sama endingnya, tetap saja punya rasa beda.
karena babang berhasil membuat aku hanyut sama kisah manis-pahit-asam setiap
tokohnya. Terutama sama yang dialami oleh Jiro. Padahal dia laki-laki lohh,
jarang-jarang kan anak laki-laki kalau udah dewasa nurut seperti Jiro.
Overall,
rekomendasi banget yang ingin menambah wawasan seputar proses pembuatan boneka
dari awal hingga menjadi sebuah boneka yang cantik dan unyu. Dan tentunya bagi
pecinta romance wajib baca buku ini. Eittsss, nggak untuk semua umur yaa..
Karena
buku ini Cuma untuk yang sudah berumur 18++ keatas. Yang masih dedek-dedek emes
tahan dulu yaa..
R A T I N G
Post a Comment
Post a Comment