Konten [Tampil]
Judul
Buku : Hijrah Sakinah
Penulis
: Hanny Dewanti
Penyunting
: Ilona Alle
Penata
Letak : Nurhasanah Ridwan
Desain
Cover : Abdul Gafur
Proofreader
: Suci Amanda
Penerbit
Ikon
Cetakan
Pertama, September 2018
ISBN
: 978-602-614408-9
Mengatasi
55 Masalah Utama Pernikahan Semudah Senyum
B
L U R B
Buku
ini diperuntukkan bagi Anda yang sedang kalut dengan permasalahan rumah tangga.
Buku
ini diperuntukkan bagi Anda yang sedang bingung arah rumah tangga kacau balau
ini.
Buku
ini diperuntukkan bagi Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk belajar
tentang bagaimana berumah tangga.
Buku
ini juga diperuntukkan bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri
rumah tangga.
Jika
hari ini ada kesempatan, jangan kemana-mana dulu. Buatlah secangkir teh hangat dan
nyalakan muratal terbaik yang anda sukai, lalu duduk sejenak untuk membaca buku
ini. Buku ini akan menemani Anda dan menjawab pertanyaan-pertanyaan besar dalam
rumah tangga untuk Anda. Insha-Allah.
R
E V I E W
“Siapa yang tidak mau punya
rumah tangga sakinah, mawaddah wa rahmah? Siapa yang tidak ingin punya
rumah adem ayem, nyaman sentosa, gemah ripah loh jinawi? Semua orang pasti mau.
Anda juga, kan?” – hal. xi
Sebelum
lanjut ke bagian isi buku, penulis terlebih dahulu mencoba mengajak pembacanya untuk
hening sejenak dan bersama-sama memahami betul-betul makna yang sebenarnya dari
sebuah pernikahan itu sendiri. Untuk apa
menikah? Sudahkan impian pernikahan tercapai? Seperti apa rumah tangga yang
kita inginkan? Dan masih banyak hal-hal lainnya yang mungkin terbesit
pertanyaan di benak kita. dan yang terakhir, sudahkan kita capai apa yang kita
inginkan dari pernikahan itu sendiri??
“Dan nikahkanlah orang-orang
yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah)
dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin,
Allah akan Memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha
Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur : 32)
Sebuah
pernikahan bukanlah akhir dari sebuah happy ending. Kita semua tahu
bahwa sebuah pernikahan adalah awal dari semua kehidupan berpasangan bermula. Bahkan
setelah pesta pernikahan berakhir pun aka nada masalah-masalah baru yang akan
muncul, baik itu dari si suaminya sendiri, keluarga, sanak-saudara bahkan dari
para tetangga yang sebelumnya tidak di kenal.
“Semua kekurangan yang tidak
terungkapkan ini akan terbuka semua segera setelah pesta selesai.” – hlm. 4
Jadi
masalah yang seperti apa yang akan muncul dan akan kita hadapi setelah pesta
usai dan berganti status dari belum kawin jadi kawin? Dan bagaimana cara agar
kita bisa membangun sebuah rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah?
Buku
Hijrah Sakinah ini akan membantu kita (pembaca) untuk menemukan jawaban dari
cara kita untuk mengatasi 55 masalah utama pernikahan semudah senyum.
Misalnya
saja di bab pertama, penulis membahas masalah yang muncul setelah gebyar pesta
pernikahan. Pada umumnya orang bilang kalau awal-awal pernikahan itu adalah
masa-masa terindah, masih msra-mesranya sama suami. Ada yang setuju sama
pendapat ini? Atau sebaliknya? Lalu bagaimana dengan mereka yang menikah
melalui proses ta’aruf? Apa sudah menjamin semua hal masa lalu sudah di
ungkapkan atau hanya di simpan seorang diri saja dengan dalih biarlah itu jadi
masa lalu? Siapa yang menjamin?
“Tapi bagi sebagian orang yang
hidupnya penuh ‘petualangan’, membiacarakan masa lalu sama pentingnya dengan
merencanakan masa depan.” – hlm. 23
Sebelum
merencaknakan pernikahan, ada banyak hal yang harus dibahas dan disepakati
bersama. Seperti pengurusan financial misalnya yang paling umum. Bagaimana
nantinya cara pasangan menyikapi masalah yang muncul. Bahkan sampai siapa yang
mengurusi urusan rumah tangga nantinya pun harus dibahas sebelum menjelang akad
pernikahan. Tujuannya? Agar tidak ada salah satu yang menganggap itu semua
semena-meana dimana nantinya justru hal yang di anggap sepelelah yang
menimbulkan percekcokan di awal masa-masa pernikahan yang masih seumur jangung.
“manusia adalah makhluk sosial
yang berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan bahasa. Syarat utama agar
komunikasi tersampaikan dengan baik adalah bahasa yang digunakan harus sama
atau dimengerti orang lain. Jangan menggunakan bahasa kalbu yang hanya Anda dan
Allah yang tahu.” – hlm. 107
Pada
intinya, poin penting dalam sebuah pernikahan yang harus dijaga adalah
komunikasi. Karena tanpa komunikasi pelan tapi pasti permasalahan kecil akan
muncul ke permukaan dan membesar dan memperumit suasana. Baik karena
kesalahpahaman, berprasangka buruk, sulit untuk saling mempercayai satu sama
lain hingga tanpa sadar malah menghadirkan orang ketiga dan masih banyak lagi
hal-hal yang akan muncul karena minimnya komunikasi.
Dan
untuk penyajian buku ini sendiri menurutku sangat luar biasa. Buku non-fiksi
tapi tidak terasa non-fiksinya. Setiap hal-hal yang di bahas di dalamnya diluar
ekspektasiku saat akan membuka halaman buku ini. Bahasa yang digunakan juga
luwes, tidak terkesan menggurui, bahkan tanpa sadar saat kita membaca setiap
halamannya terasa seperti kita sedang mendengar seseorang yang bercerita secara
langsung tentang kehidupan setelah pernikahan dan masalah-masalahnya. Dan penulis
juga tidak hanya asal memaparkan apa yang diketahuinya, karena disetiap apa
yang di sampaikan dikuatkan dengan dalil hadis dan Al-Qur’an sehingga semakin
meyakinkan pembacanya akan apa yang di sampaikan di dalam buku ini memang benar
adanya tanpa dibuat-buat.
Overall,
aku
sangat merekomendasikan buku ini buat siapapun yang ingin membacanya. Terutama untuk
yang berusia 15+ ya, karena yang dibahas memang tentang pernikahan. Dan untuk
yang akan menikah, yang sudah menikah atau bahkan yang rumah tangganya di ambang
kehancuran sekalipun cobalah untuk sejenak membaca buku ini. Siapa yang tahu
melalui buku ini nantinya akan membuka pikiran dan hati kita kembali untuk
benar-benar mengambil keputusan yang nantinya tidak kita sesali.
“Pernikahan yang kuat bukan
berisi suami-istri yang sempurna seperti dalam drama. Pernikahan yang kuat
terdiri dari dua orang manusia yang penuh kekurangan dan keterbatasan, namun
mereka tidak pernah berhenti berusaha. Mereka menolak untuk menyerah.” – hlm.
238
R A T I N G
makasih reviewnya
ReplyDeleteSama-sama kak :)
DeleteSemoga suka sama reviewnya ya :D
“Pernikahan yang kuat bukan berisi suami-istri yang sempurna seperti dalam drama. Pernikahan yang kuat terdiri dari dua orang manusia yang penuh kekurangan dan keterbatasan, namun mereka tidak pernah berhenti berusaha. Mereka menolak untuk menyerah.” – hlm. 238
ReplyDeleteKeren nih.
Benerr bangett BangDay :)
DeleteYuk dibaca bukunya ;) Recommended bangett