Konten [Tampil]
Judul
Buku : Second Chance
Penulis
: Flara Deviana
Editor
: Ruth Priscilia Angelina
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2020
Tebal
Buku : 296 halaman
ISBN
: 978-602-0636-3-13
B L U R B
Kehidupan
Flavia diisi utang tak berujung, kerja dari pagi ketemu pagi. Tiba-tiba dia
mendapatkan kesempatan melunasi semua itu ketika ditawari pekerjaan bergaji
besar yang tugasnya cuma menjadi pengasuh anak kembar. Masalahnya, majikan
Flavia adalah duda bertato umur 28, berparas dingin, san galak pada
anak-analnya sendiri. Ketimbang jadi pengacara, majikannya itu lebih cocok jadi
mafia.
Raynaldi
tidak merasa damai di kantor, apalagi di rumah dengan anak-anaknya yang sering
menangis dan buat ulah. Setiap hari dia menghadapi prodikat pernah hamilin anak orang, suami yang gagal,
dan ayah yang payah. Tiba-tiba dating
pengasuh baru sok tahu bernama Flavia, yang belum apa-apa sudah bikin banyak
aturan tentang bagaimana Ray harus memperlakukan anak-anak.
Flavia
mulai menjamah banyak wilayah berbahaya dalam hidup Ray dan bikin cowok itu hamper
sinting. Tapi, sialan, tampaknya Ray jatuh cinta pada cewek sok ngatur ini.
K I L A S B A L I K
“Kenalan gue butuh pendamping home schooling buat anaknya, kembar, umur empat jalan lima. Dia mau
kasih gaji dua puluh juta sebulan.” – hlm. 11
Flavia
Chandra Netta. Ditawari pekerjaan dengan gaji yang luar biasa besar di
tengah-tengah tagihan utang yang melilit yang diwariskan sang ibu membuat Via
tergiur ‘sebenarnya’. Belum lagi dengan pekerjaannya yang full time tanpa henti baik itu di day care dan juga les privat yang diterimanya memang dengan gaji
yang tak seberapa.
Pertemuan
pertama dengan majikan baru tidak mengenakkan bagi Via. Gimana tidak sebagai
orang tua tunggal, Ray bahkan tidak menampakkan perhatian sedikitpun untuk si
kembar anaknya, bahkan terlalu kasar tanpa mau repot-repot ditutupinya.
Raynaldi
Adiyaksa. Sejak perceraiannya selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan di
kantor. Urusan si kembar selalu dialihkan kepada orang tuanya ataupun dengan
pengasuhnya di rumah. Tapi dengan tingkah si kembar yang selalu membuatnya
sakit kepala itu bukan tanpa alasan Ray terus memarahi si kembar jika mereka
membuat repot orang rumah. Dan bukan tanpa alasan juga kenapa Ray tidak mau
repot-repot untuk memperbaiki hubungan Ayah dan anak.
“Nggak usah belain mereka! Kalau mereka udah
berani melanggar aturan, artinya mereka siap dihukum.” - 17
Tapi
semenjak pertemuannya dengan pengasuh baru untuk si kembar, seharusnya dapat
meringankan beban pikirannya terutama terkait si kembar. Tapi ini malah
sebaliknya. Semakin membuatnya pusing, belum lagi dengan perasaan masa lalunya
yang masih terpendam dengan baik semakin membuatnya pusing dan serba salah karena
keadaan baik itu karena si kembar dan statusnya yang duda.
“Setop lo nyia-nyiain hidup lo gini, Ray. Mulai cari
tahu apa yang lo mau dan butuhkan buat masa depan. Dan berhenti mengharapkan
orang buat bantu nyembuhin sakit di hidup lo, karena bagian itu Cuma lo yang
bisa sembuhin.” – hlm. 267
B O O K R E V I E W
Apa
yang kalian harapkan saat memulai membaca sebuah buku? Alur ceritanya kah? Chemistry
kedua tokoh utamanya? Adengan yang buat deg-degan? Atau ada yang lain?
Pertama
kali memulai untuk baca buku Second
Chance ini aku berekspektasi tinggi dengan chemistry kedua tokoh utamanya
yang melibatkan si kembar (karena aku sangat menyukai karakter anak-anak) dan
senang rasanya apa yang aku harapkan sesuai dan aku menyukai semuanya.
Kisah
romansa dewasa yang dikemas dalam buku ini adalah cerita romansa dewasa yang
menghanyutkan para pembaca dengan luka masa lalu dari dua tokoh utamanya, terutama
dari sisi Ray yang dominan. Dan bagaimana Ray dan Via menyikapi untuk
medewasakan diri dalam menyelesaikan problem hidup mereka masing-masing. Kehadiran
si kembar Okan dan Olin tentu saja menambah bumbu manis di tengah-tengah
kegaduhan orang dewasa dengan pola tingkah keduanya yang sangat menggemaskan.
Menggunakan
alur maju dan sedikit flashback untuk apa yang di lalui Ray di masa lalunya yang melibatkan
sang mantan istri, dengan gaya bahasa sehari-hari membuatku sangat enjoy dan
juga santai tidak terburu-buru untuk menyelesaikan bacaan buku ini namun bisa
menamatkan dalam sekali duduk saja. Secepat itu aku bacanya, dalam kurun waktu
kurang lebih 5 jam-an.
Di
ceritakan dari sudut pandang orang pertama secara bergantian di setiap babnya
antara Ray dan Via membuatku lebih bisa memahami perasaan keduanya tentang masa
lalu mereka masing-masing yang membuat mereka tidak memprioritaskan perasaan
yang mengebu-ngebu bernama cinta di dalam hidup mereka. Hingga berkat Okan dan
Olin mereka dipertemukan “kembali” dengan kondisi dimana masa lalu kelamnya mereka
yang mengikuti.
“Gue mau sedikit lebih lama lagi jadi cowok yang
sedang berusaha merebut hati cewek yang ditaksir, bukan duda beranak dua dengan
segala keterbatasan dan ketakutan. Seandainya dulu gue lebih berani. Seandainya
dulu geu bukan cowok brengsek. Mungkin hidup nggak akan sekacau sekarang.” –
hlm. 101
Ray
yang disibukkan dengan pekerjaannya sebagai pengacara, memiliki sepasang anak
kembar dengan status duda yang dimilikinya di usia muda. Akibat masa lalu, rasa
sakit hati yang dipendam menjadikannya sosok yang keras kepala, berparas dingin dan
tertutup bahkan untuk si kembar sekalipun.
Via
yang hidup dengan pekerjaannya hanya untuk melunasi warisan hutang-hutang dari
sang ibu membuatnya menjadi sosok yang pekerja keras, dan menyukai serta menyayangi anak-anak terutama semenjak
ia bekerja di Day Care. Hingga tak
heran saat pertama kali bertemu dengan si kembar Via langsung jatuh cinta
begitupun dengan si kembar langsung betah bersamanya.
Selain
dua tokoh utamanya ada juga sahabat Via dan Ray yang meramaikan jalan cerita serta
kehadiran si kembar yang sangat menarik perhatian setiap pembaca karena tingkah
menggemaskan keduanya. Membuat alur ceritanya tidak hanya terfokus pada masalah
tokoh utamanya saja. Sepertinya buku ini masuk dalam buku favoritku tahun ini dehh.. Aku suka cara penulis menghadirkan karakter-karakter tokohnya. Dan di antara dua sahabat Via, apakah nantinya salah satunya juga bakal ada ceritanya sendiri??
Di
balik kelebihan yang dominan membuat buku ini sangat layak untuk segera dibaca,
ada beberapa typo yang mungkin jika nanti ada cetak ulang bisa diperbaiki. walaupun ada typo menurut aku pribadi nggak terlalu mengganggu juga sih, tapi itu semua balik lagi ke selera masing-masing aja sihh.
“… Bapak mau jadiin mereka antisosial? Mereka itu
anak atau tahanan di rumah?” – hlm. 27
Banyak
pesan moral yang lumayan banyak disuguhkan penulis dalam kisah mereka. Salah satunya
adalah perihal tentang perhatian dan kasih sayang serta peran orang tua
terhadap tumbuh kembangnya si anak. Seperti halnya si kembar, apapun yang
dilihat dan didengar oleh kedua mata juga telinga mereka secara langsung akan
sangat cepat membekas dibenak mereka mengingat umur mereka dan masih belum paham
tentang betapa kejamnya hidup yang di alami oleh orang-orang sekeling mereka. Dan
juga tentang kepercayaan, pengkhianatan, ketakutan, amarah, dendam masa lalu,
keluarga dan juga harapan menjadi satu yang dikemas dengan apik oleh penulis
dalam satu kesatuan cerita penuh gejolak emosi yang di alami oleh tokoh
utamanya.
“Kebersamaan yang paling berharga adalah
kebersamaan keluarga. Jagain anak-anak ya, Mas, jangan biarin tatapan mereka
yang polo situ diisi dengan kebencian. Anak ya tetap anak. Dan bagi mereka, Mas
adalah Papa mereka, selamanya seperti itu.” – hlm. 270
Untuk
konfliknya sendiri lebih condong kepada masa lalu dan perasaannya Ray. Bukan Ray
nya yang lemah, tapi kondisi yang mengakibatkan hidupnya yang cukup rumit
bahkan untuk menjalin hubungan baru dengan lawan jenis saja menjadi tidak lebih mudah dan banyak hal yang menjadi pertimbangannya. Karena melibatkan
keluarganya. Dan di sisi lain juga ada konflik yang melibatkan perasaan yang
dikiranya Ray adalah perasaan terlarang yang membuatnya tak layak untuk
dicintai karena status dudanya dan juga kedua anak kembar yang dimilikinya. Overall aku suka bagaimana cara penulis menghadirkan konflik-konfliknya dan juga cara penyelesaian konfliknya. Perkembangan karakternya pun dewasa banget dan juga realistis.
Secara
keseluruhan novel ini mengajarkan kita untuk selalu berdamai dengan masa lalu. Jangan
biarkan masa lalu yang pahit terpendam terlalu lama karena itu semua bisa
berefek tidak baik di masa depan. Karena hidup akan terus berjalan ke depan
bukan mundur ke belakang.
Dan
well, aku sangat menikmati kisahnya Ray dan Via serta si kembar yang memberi
banyak pelajaran hidup buatku.
R A T I N G
4.5 Stars
4.5 Stars
Temanya simpel dan endingnya mungkin mudah ditebak, tapi lika liku alurnya pastinya bikin penasaran yak
ReplyDeleteiyepppp.
Deleteuntuk buku ini gak perlu tau endingnya pun gk papa, eh tp gk juga ding, krn endingnya pun bikin greget :D
Alurnya yg bikin nagih bangett dengan gaya kepenulisan penulis yg gk mengecewakan utk novel ini terutama :)
Saya kayaknya bakal lebih suka kalau saja novel ini full disambil dari sudut pandang Ray. Nggak tau kenapa saya lebih suka mendalami tokoh pria dewasa dalam menyikapi kehidupannya. Baik soal pekerjaan, percintaan, maupun soal keluarga.
ReplyDeleteHeheheh
DeleteNtar kl fokusnya cuma sama Ray, pasti ada yg minta disaranin untuk dibuatin sudut pandang Via juga. :)
Karena kan kehidupan Via kan lumayan riweh juga walapn nggak seriweh dan sekomplit Ray sihh memang.
Pd akhirnya balik lg ke selera masing2 aja sih yaa :D