Konten [Tampil]
Judul Buku : Saat Kita Jatuh Cinta
Penulis : Aiu Ahra
Editor : Triana Rahmawati
Penerbit : Republika
Cetakan Pertama, November 2019
Jumlah Halaman : vi + 297 hlm
ISBN : 978-602-5734-87-8
Halohaa…
Setelah
sekian lama, aku kembali lagi dengan postingan khusus untuk kutipan-kutipan
yang inspiratif dari buku yang sudah selesai aku baca.
Kali
ini dari novel inspiratif remaja islami dari penulis Aiu Ahra yang berjudul
“SAAT KITA JATUH CINTA”.
Semoga
suka yaa..
Dan
Happy reading..
Baca juga ...
Baca juga ...
Kumpulan Kutipan Saat Kau Jatuh Cinta - Aiu Ahra
“Cita-cita
bukan soal profesi aja, Ru. Lo bisa ngelakuin hal yang lo suka, juga bisa
disebut cita-cita.” – hal. 48
“Tapi
manusia butuh mengimajinasikan sesuatu dalam kepala mereka. Albert Einstein
saja dulu berimajinasi sampai akhirnya menemukan teori relativitas bumi.” –
hal. 51
“Orang
yang baca novel nggak selamanya tukang ngayal kok. Dari novel kita bisa lebih
peka, lho.” – hal. 70
“Manusia
harus selalu siap sama perubahan, Ru. Lo nggak bisa nebak apa yang terjadi di
masa depan.” – hlm. 96
“Benar
ya, kata pepatah, teman hari ini bisa jadi musuh besoknya.” – hal. 157
“Manusia
kan, memang begitu. Mereka cuma percaya sama berita yang ingin mereka percayai.”
– hal. 158
“Kalau
pertemanan kita rusak cuma karena cowok, mungkin kita memang belum cukup dewasa
untuk berteman sekarang.” - hal. 165
“Tapi,
sesehat apa pun seseorang, dia selalu diincar kematian, Ru.” – hal. 172
“Setiap
saat manusia bisa kehilangan apa-apa berharga untuk mereka, nggak peduli kapan,
di mana, siapa.” – hal. 187
“Apa
pun yang berharga untuk seseorang itu bukan milik dia sepenuhnya. Ada peran
Tuhan yang mengatur, kapan saat yang tepat untuk mengambil sesuatu yang
berharga itu.”
“Tuhan
nggak adil dong, Dia mengambil sesuatu itu tanpa Tanya kita siap atau enggak.”
“Di
Al-Quran selalu dibilang Allah Maha Adil,
Ru.”
“Mungkin,
selama ini sudut pandang kita aja yang salah.” – hal. 187
“Memahami
seseorang sama kayak kita membaca buku. Kita nggak akan tahu sampai kita
selesai membacanya.” – hal. 189
“Makanya
jangan bikin perempuan marah, Yah. Marahnya bisa bertahun-tahun, loh.” – hal.
208
“Kau
akan menjadi cengeng di depan orang yang kau sukai sebab …. kau berharap dia
akan menghiburmu. Mengerti kesedihanmu.” – hal. 217
“Karena
orang yang tenggelam dalam masa lalunya nggak akan bisa berjalan maju, nggak
ada bedanya sama anak kecil yang gagal dewasa.” – hal. 220
“Semua
orang pasti bilang ‘yang sabar, ya’ atau ‘ini ujian dari Allah’ tapi yang sebenarnya
terjadi sama orang kemalangan, tetaplah kesedihan. Kata-kata itu nggak berarti
banyak.”
“Tapi
satu hal yang memang harus kita tahu, kalau hidup memang seperti ini. Semua
yang merasakan hidup pasti merasakan mat. Kita cuma belum tahu kapan waktunya.”
– hal. 222
“Kalau
kamu berubah karena berharap dilihat orang lain, kamu cuma akan kecewa
nantinya, Ya.” – hal. 233
“Tapi
sedewasa apa pun manusia, mereka punya sisi kekanakan yang tetap hidup dalam
diri mereka.” – hal. 234
“Hadapi
seperti orang dewasa, Biru. Manusia nggak selamanya mendapatkan apa yang mereka
mau.” – hal. 248
“Kamu
harusnya jangan matahin semangat anak cuma karena biaya. Yang ngasih rezeki
kita itu, kan, Allah, bukan bos kamu.” – hal. 259
“Manusia
itu akan selalu patah hati, Agya, bahkan setelah menikah sekalipun.”
“Artinya
cinta sejati itu nggak benar-benar ada di dunia. Mengaharapkan cinta sejati dari
manusia itu mustahil, Agya. Karena dalam hidup manusia akan terus menyayangi
juga mengikuti satu sama lain, hanya keduanya bisa jadi seimbang dengan kata
maaf dan sikap pengertian.” – hal. 274
“Kamu
nggak akan bisa maju kalau berpatok sama kata ‘seandainya’, Agya. ‘Seandainya’
itu cuma kata-kata buat pengecut.” – hlm. 276
“Manusia
itu berjalan ke depan, bukan mundur.” – hal. 286
“Udah
jadi resiko untuk semua orang yang jatuh cinta, dia pasti patah hati. Dengan terbalaskan
atau enggaknya perasaannya, manusia bakal patah hati.” – hal. 289
“Seiring
berjalannya waktu, pertemuan dan perpisahan yang kamu alami akan membawa kamu
jadi dewasa yang sebenarnya, Biru.” – hal. 291
“Yang
mendewasakan seseorang bukan usianya, tapi bagaimana cara seseorang itu
memandang permasalahan hidup. Juga bagaimana waktu yang memprosesnya menjadi
lebih matang dari hari ke hari. Jalanmu masih panjang, Biru. Cinta bukan
satu-satunya hal penting sekarang, tapi bagaimana kamu menjalani hidup yang
panjang ini dengan lebih bijak dan dewasa. …” – hal. 293
“Cinta
bukan satu-satunya hal penting untuk dipikirkan sekarang.” – hal. 295
Post a Comment
Post a Comment