Content plan bagi para blogger ibaratnya seperti sebuah rumah. Yang sebelum dibangun, dibutuhkan rancangan dan desainnya terlebih dahulu. Mau hunian yang seperti apa, yang bisa membuat nyaman baik untuk si penghuninya dan tamu yang berkunjung. Begitu pun dengan blog.
Memutuskan untuk menulis diblog bukan berarti bisa sesuka hati. Saat ada pengunjung yang datang ke blog kita, tapi yang terjadi malah postingan terakhir dua tahun yang lalu. Itu seakan menampakkan bahwa pemilik blog tidak konsisten menulis. Padahal katakanlah ada satu atau dua pengunjung tetap yang menyukai blog kita, sehingga mereka menjadikan blog kita sebagai tempat mereka menanti dan menunggu postingan baru diposting.
Tapi bagaimana jika postingan yang ditunggu-tunggu tak kunjung diposting? Kecewa? Pasti. Dan perlahan membuat blog yang kita kelola menjadi sepi pengunjung. Karena pengunjung setia blog perlahan-lahan mulai pergi dan menghilang.
Tidak mau munafik. Bahwa kita menulis di blog ataupun di paltform manapun, pasti mengharapkan kunjungan dari orang lain, nilai plus lagi kalau mereka mau mengomentari postingan kita.
Karena kita menulis untuk berbagi. Walaupun menulis karena hobi tanpa ada pamrih. Akan ada secercah kebahagiaan dan harapan baru jika ada yang membaca postingan kita diblog. Dan untuk itulah diperlukan content plan buat para blogger agar blog tidak berdebu dan bersarang laba-laba.
Apa Itu Content Plan?
Kalau menurut wikepdia, content plan itu sudah seperti strategi dalam berkonten. Dimulai dari perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan konten dari yang sudah kita rencanakan di awal.
Selama aku terjun ngeblog dari kapan tahun itu, nggak pernah terpikirkan membuat dan mengatur konten untuk blog ini. Nggak pernah sama sekali. Dosakah aku? Semoga masih dimaafkan, aku kan masih newbie soalnya, wkwkwkw
Kapan sadarnya kalau konten blog itu perlu dan penting? Setelah ada bahasan tentang konten dikelas Blogspedia, hehehe. Dari sini aku mulai berpikir, "ohh ternyata orang-orang yang ngeblognya sampe satu hari sekali postingnya, bisa jadi karena ada konten plan-nya ini." Beda banget dengan aku yang sebelum ikut kelas blog, malah posting sesuka hati *duhh maapkan*.
Dan lagi ternyata merencakan konten untuk blog sama dengan kita sudah menentukan akan dibawa kemana blog ini. Tujuannya jelas. Karena blog plan kita terarah dan yang pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik ke depannya.
Baca juga :
Penting Nggak sih Membuat Blog Plan?
Gimana menurut teman-teman?
Setelah aku sadar dari kekhilafan yang fana ini, blog plan itu ternyata penting. Gini nih, misal kayak aku. Dari awal membuat blog dan terbitin postingan, aku hanya berpatok sama buku yang aku baca, lalu kubuat review-nya. Kalau nggak baca? Ya nggak ada postingan terbaru. Alhasil postingan blog nol. Bahkan pernah aku tuh vakum blog nggak pernah posting sampai 3 bulan 😢
Padahal niche blog aku tentang buku. Dan kita tahu bahwa bahasan tentang buku kalau aku mau ngulik lebih jauh lagi akan banyak sekali. Cuma ya dasarnya aku malas berpikir dan malas riset aja *jangan ditiru ya*, cuma fokus sama review buku doang.
Kalau dari penjelasannya mba Marita tentang type blogger ada dua, kalau aku termasuk ke dalam blogger type satu 😄. Tidak terbiasa membuat blog plan. Tipe-tipe yang spontanitas. Kapan ada mood baru nulis, kalau nggak ya selow saja nggak nulis. Atau tiba-tiba ada tawaran review buku, nah itu baru post lagi, karena sudah ada tanggung jawab dan terima amanah. Mau nggak mau harus memanggil jiwa ku yang hobi nulis, hehehe
Jadi dengan adanya blog plan, blog kita semakin terarah menjadi jauh lebih baik dan apa-apa yang kita inginkan diawal terbentuknya blog ini akan tercapai sesuai keinginan. Dan saat ingin membuat postingan baru pun, kita tidak perlu kebingungan lagi dan mikir harus posting apa dan tentang apa. Karena semuanya sudah tersusun dengan rapi dalam blog plan, kita tinggal merangkai kata-kata dan menyusun kalimatnya menjadi lebih menarik dan nyaman buat dibaca.
Cara Membuat Blog Plan
Setelah semua rencana demi masa depan blog yang cerah, saatnya kita membuat dan menyusun blog plan. Nggak perlu bingung dan mikir keras untuk buat blog plan ini. Karena waktu untuk membuat blog plan ini sebenarnya jauh dari waktu tayang, jadi kita masih bisa mencarinya dengan santai tanpa perlu terburu-buru supaya hasil yang ingin dicapai bisa maksimal.
1. Tentukan jenis blog plan yang ingin dibuat
Untuk mempermudah dalam membuat dan menyusun rencana, maka dibutuhkan pemilahan antara tahunan, bulanan dan mingguan. Tujuannya agar yang ingin dicapai jadi lebih jelas dan rinci.
- Yearly
Untuk tahunan kita bisa memulai membuatnya secara umum dan menyeluruh. Misalnya target yang ingin dicapai dari sisi page view blognya agar lebih banyak dari tahun sebelumnya, atau ingin mencoba mengikuti lomba blog setidaknya sekali atau dua kali dalam setahun, disesuaikan sama kemampuan masing-masing juga.
2. Kenali niche blogmu
Untuk membuat blog plan tentu terlebih dahulu kita sudah paham dong, niche blog kita sendiri. Seperti punya Kubikel Bookish nih yang niche blognya tentang buku, yang sampai sekarang postingan dominan adalah review buku.
Rencanaku ke depannya adalah gimana caranya supaya postingan di Kubikel ini tidak melulu tentang review, tapi juga seimbang dengan postingan dengan label yang ada di Kubikel. Jadi tugasku selanjutnya adalah mencari tahu lebih banyak konten buku selain review.
3. Posisikan sebagai pembaca Kubikel
Poin penting lainnya adalah, aku harus memposisikan diri sebagai pengunjung blog kubikel dan pembacanya. Kira-kira kalau aku memposisikan diri sebagai pengunjung, apa yang akan aku cari di Kubikel Bookish ini. Tips tentang seputaran buku atau review buku? Jika review buku ya tinggal dibanyakin postingan review dalam satu bulan itu.
4. Riset Keyword
Karena belum terlalu paham cara untuk menggunakan tools ini dengan sebenarnya, aku tetap manfaatkan dengan sepahamanku. Biasanya aku jadikan sebagai pilihan dalam membuat judul postingan atau untuk konten yang ingin aku tulis.
5. Proses pembuatan konten
Bagian proses ini bisa dibuat sambil jalan sih kayaknya. Untuk proses bagian ini bisa manfaatkan dari jenis blog plan yang daily. Karena di daily plan yang kita buat lebih rinci dan detail tentang apa-apa yang akan kita tulis dan masukkan dalam konten tersebut.
6. Membuat jadwal posting content plan
Setelah semua tahapan selesai, saat membuat jadwal posting. Bagian akhir ini sih yang paling disukai banyak orang, termasuk aku 😍
Manfaat Membuat Blog Plan
Banyak sekali manfaat yang akan kita dapatkan jika menerapkan blog plan, diantaranya:
1. Terbiasa menulis dan postingan terjadwal
Apalagi kalau membuat blog plan daily full selama tujuh hari, yakin deh itu isi kepala plus pikiran jadi encer saat mengetik dan jadwal posting blog pun lebih rapi karena terjadwal. Misal, dalam setiap bulan jumlah postingan total lima atau enam postingan.
2. Konten blog jadi imbang
Nggak hanya untuk niche blog yang gado-gado kurasa. Semua blogger pasti menginginkan label/kategori di dalam blognya mendapat perhatian yang sama besarnya, nggak ada yang dominan.
3. Menyediakan konten blog yang ditunggu-tunggu
Makanya di awal tadi aku bilang, sebelum membuat konten, posisikan diri kita sebagai pembaca. Kira-kira postingan apa yang paling banyak dicari dan dibaca di blog kita. Nah blog plan ini bisa membuat kita sebagai pemilik blog tidak mengantung para pembaca.
4. Tandai hari-hari spesial
Nah dengan adanya content plan ini kita bisa menyisipkan hari-hari spesial, misalnya di bulan April ada hari khusus tentang memperingati hari buku nasional. Kita bisa membuat konten yang berisikan tentang tema tersebut.
5. Memilih ide terbaik dari yang terbaik
Walaupun kita sudah membuat blog plan, baik itu perhari, mingguan, bulanan, kita masih bisa kok merubahnya. Misal ada tema-tema tertentu yang ingin kita percepat posting ya silakan.
6. Tidak ada alasan malas mikir
Dengan adanya susunan rencana ini bisa mencegah kita dari kemalasan buat mikir ide untuk nulis. Karena dan ini harapanku juga, semoga dengan adanya plan ini semuanya jadi terealisasi sesuai dengan apa yang sudah kita rencanakan dalam blog plan.
7. Mencari postingan lebih cepat
Kalau kita memasukkan link postingan yang sudah dipublish, ini akan mempermudah kita saat ingin membuka postingan lama. Karena kita tinggal melihat di dalam blog plan, baik itu bulan sebelumnya bahkan di tahun sebelumnya.
8. Menghemat waktu
Saat orang-orang diluar sana baru memikirkan ide tulisannya, kita sudah langsung menulis tanpa perlu berpikir lagi karena ide yang ingin kita tulis sudah dibuat dalam blog plan.
Nah gimana?
Sudah siap membuat blog plannya kamu? Pada intinya di semua kegiatan dan kerjaan kita sehari-hari pun pasti butuh yang namanya perencanaan, nggak hanya untuk blog saja yang butuh blog plan, kehidupan kita sehari-hari pun baik itu untuk pekerjaan rumah juga butuh perencanaan.
Maka dari itu yuk sama-sama kita mulai mempersiapkan content plan untuk blog di next tahun baru agar postingan nggak hilang timbul, dan pembaca dan pengunjung blog akan sering mampir dan membaca postingan blog. Pembaca happy, yang nulis pun jadi lebih bersemangat dan siap untuk ke tahapan selanjutnya menjadi lebih profesional.
#happyblogging
Iya bener, salah satu niat nulis adalah dibaca orang. Gimana mau bermanfaat kalau nggak dibaca. Sukses ya content plannya tahun depan.
ReplyDeleteBetuul mba.
DeleteKalau nggak ada yg baca tulisannya jd bersarang laba2, hehehe
Aamiin, sukses juga buat bunda Tami :)
Selalu keren sih emang mba pidda iniii.. semangat menulis untuk bermanfaat ya mbaa....
ReplyDeleteMasih sama2 belajar ini :)
DeleteSiap, insya Allah Bunda..
Aku si blogger yang nulis ngikutin mood haha
ReplyDeleteGara-gara ikut blogspedia jadi merasa tertampar, belum layak disebut blogger nih kalau ikut mood
Samaan kita mba, wkwkwk
DeleteKalau mood nggak pas, nggak update2 tulisan diblog :D
masya allah, mbak pida makin keren ih tulisannya. gambar-gambarnya juga cantiiik ciamik 😍😍
ReplyDeleteAaahh, makasihh mba Puput :<3
DeleteAku vakum blog ampir setahun malah kak😭 miris gak tuh..
ReplyDeleteYuk semangat bareng2🤗 btw aku penasaran nih sama planning2 nya kak pida😁
Alhamdulillah nya aku belum pernah sampe setahunan, semoga jangan sampe dehh, hehehe
DeleteAyuuuk , semangat mba, semoga selesai kelas tetap bisa istiqamah nulis ya mba Yul :)
Gambarnya bagus sekali mba Pidaa, eye catching dan menarik😍. Semoga semangatt terus nulisnya
ReplyDeleteWaah Alhamdulillah, makasihh mba Nur :)
DeleteAamiin, doa yang sama buat mba Nur juga ya :<3
Ke to the ren, kereeeeeen mbak pidaaa
ReplyDeleteBelum sekeren mba Coach-nya tapii, wkwkwkw
DeleteMakasih mba Septi :)
semoga terealisasi plan nya mba pida, sukses selalu
ReplyDeleteAamiin, Aamiin..
DeleteMakasihh mba Maulina :)
Dah gabisa pake alesan males mikir lagi nih Mba, tapi malah terbantu dengan adanya content plan.. Semangat ngeblognya Mba
ReplyDeleteIyaa nih, mau nggak mau harus rajin nulis kalau udah liat list2 di content plan, wkwkwk
DeleteMakasihh Mba Santi :)
Mantap sekali tulisan dan infografisnya. Siap go profesional ya mbak pida ..
ReplyDeleteMakasih mba,
DeleteInsya Allah nih mba, semoga kita semua bisa go profesional ya :)
Menurut saya juga penting kak bikin blog content planner, sangat membantu buat saya yang pelupa ini. Hehe
ReplyDeleteIyaa betul mba, dengan adanya content plan nggak bingung lagi mau nulis apa, hehehe
Deletewah ini sih udah beda level hihihi
ReplyDeletemantep bgt bacain ulasannya kak Pida >< semakin membuatku mafhum dengan pentingnya content plan :3 sukses buat mbak Pida
Makasih mba Rahma..
DeleteAamiin, doa yang sama juga buat mba Rahmanya :)
ini sih bener ya mbak. tapi aku masih suka random aja, jadi nggak harus di plan, wkwk..
ReplyDeletecoba untuk ngeplan deh, supaya lebih rapih kontennya, hihi..
aduuh kesentil banget sama tulisan ini. aku bener2 harus bisa manage waktu nih biar blog nggak lumutan dan penuh sarang laba-laba.
ReplyDeleteSaya masih ngeblog sesuka hati nih. Ini aja organik udah mulai jarang dan berganti eklan mulu. Huhu..
ReplyDeleteMau tobat tp butuh rukyah nih biar semangat bikin content plan
penting banget nih content plan, tapi aku sendiri masih kesulitan, planning untuk ngeblog gak sedetail itu di planningin, ulasan ini jadi instrospeksi buat aku kedepannya
ReplyDelete