Pariwisata Bali terus menunjukkan pemulihan yang signifikan di tahun 2024. Setelah terdampak pandemi Covid-19 selama beberapa tahun, Pulau Dewata kini kembali menjadi salah satu destinasi utama bagi wisatawan domestik amaupun internasional.
Mengingat kembali tahun 2020, pasti yang terbesit dalam pikiran adalah adanya Pandemi Covid-19 yang memberikan dampak yang sangat besar serta penurunan yang drastis terutama pada sektor pariwisata khususnya di Bali.
Penduduk asli Bali yang menggantungkan mata pencahariannya pada wisatawan tentu merasa sangat ‘terjepit’ dengan kondisi pandemi saat itu. Ada di antara kebutuhan harian yang harus dipenuhi agar dapur terus mengebul namun pendapatan tak sebanding dengan kebutuhan yang harus dikeluarkan.
Namun saat ini semuanya telah berlalu, seiring berjalannya waktu perekonomian Bali pun kembali tumbuh dan menguat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dan nasional yang terus naik, dibuktikan oleh Badan Statistik Data pariwisata Bali melonjak hingga 114,615%. Oleh karena itu, 3 tahun belakangan mulai banyak investor yang mulai melirik Bali sebagai tempat untuk melebarkan sayap bisnisnya.
Bali menjadi wisata dambaan bagi banyak orang, baik wisatawan mancanegara (wisman) dan juga wisata lokal. Seiring berjalannya waktu berbisnis di sektor pariwisata pun semakin menarik dan memikat banyak pebisnis tak terkecuali pada pendiri platform yang menjual tiket perjalanan yang berasal dari perusahaan asing.
Tercatat pertumbuhan ekonomi di Bali pasca Covid pada tahun 2023 naik hingga 5,71% secara tahunan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,05% di tahun yang sama. Angka ini menjadi kabar gembira untuk para pebisnis di Bali khususnya di sektor pariwisata.
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat ini pun diharapkan dapat berjalan seiring dengan penerapannya regulasi untuk kestabilan harga pasar dan mencegah terjadinya praktik monopoli pasar oleh salah satu pihak.
Pesona Bali yang Sulit Diabaikan Oleh Para Wisatawan
Hingga kini Bali masih ramai kedatangan para wisatawan dari berbagai daerah hingga mancanegara untuk menikmati keindahan alamnya yang sangat memanjakan mata. Hal ini dibuktikan dengan Bali yang kembali terpilih sebagai destinasi wisata terpopuler di dunia versi TripPAdvisor Travelers Choice Award 2024
Nggak heran sih, apalagi Bali memiliki daya tarik yang sulit untuk diabaikan, nggak hanya keindahan alamnya yang mempesona, kegiatan spiritualnya yang masih kental pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Bali.
Berikut beberapa yang menjadi daya tarik Bali sehingga terus mendatangkan wisatawan hingga meningkatnya jasa wisata di Bali;
1. Daya Tarik Pesona Pantai Bali
Bukan Bali namanya jika tidak membahas tentang keindahan pantainya 😍. Garis pantai Bali boleh dibilang terbentang hingga ratusan kilometer, terdiri dari puluhan pantai dengan pemandangan indah yang tidak perlu dipertanyakan. Setiap pantai memiliki pesona keindahannya masing-masing.
Bali tidak hanya memiliki pantai yang dipadati wisatawan seperti Kuta, Legian, dan Seminyak, namun masih banyak diantaranya yang masih asli bebas dari jamahan tangan manusia.
Kamu juga masih bisa mendapati pantai yang cukup sepi dan tenang di pedesaan nelayan lokal, atau pantai yang juga menjadi halaman depan bagi beach club mewah, dan tidak ketinggalan pantai bagi para peselancar.
2. Kegiatan Spiritual yang Masih Kental dan Terjaga
Bali terkenal dengan julukannya yaitu Pulau Dewata, hal ini tentu saja bukan tanpa alasan, salah satunya adalah melalui ritual kepercayaan masyarakat Bali yang sangat mengakar dalam kehidupan sehari-hari penduduknya. Ritual penghormatan yang dilakukan kepada figur Dewa-Dewi dari kebudayaan Hindu yang berakulturasi dengan kultur asli Bali ini hampir selalu dilakukan sepanjang hari oleh masyarakat Bali.
Kultur Global masyarakat Bali meyakini bahwa segala sesuatunya harus seimbang dan harmonis. Hal ini tercermin pada setiap ritual, festival dan upacara keagamaan yang bermuara pada ucapan rasa syukur kepada entitas Ketuhanan dan alam semesta.
Hal ini membuat Bali menjadi pilihan destinasi wisata yang tak ada tandingannya di seluruh dunia hingga membuat Bali tidak pernah sepi wisatawan yang terus berdatangan.
3. Memiliki Iklim Tropis
Bali memiliki iklim tropis yang hangat sepanjang tahun. Seperti daerah-daerah di Indonesia lainnya, Bali memiliki sinar matahari melimpah sepanjang tahun. Karena suhu hangat atau normal ini, Bali menjadi daya tarik khususnya untuk wisatawan asing.
4. Memiliki Hotel Bintang Lima dan Villa Mewah yang Memanjakan Mata
Kini, Bali nggak hanya diperuntukkan untuk mereka para backpaper dan peselancar saja, tapi juga bisa memenuhi kebutuhan para penikmat liburan mewah dan para digital nomad yang menginginkan hotel bertaraf internasional, private villa yang mewah, dan beach club yang kini bertebaran di sepanjang garis pantai pulau ini.
5. Banyaknya Pilihan Restoran, Bar dan Kelab
Pasti kamu pernah mendengar slogan, "Bali tidak pernah tidur?"
Pemandangan bar dan kelab di Bali tersebar luas dihampir semua sudut dan berkisar dari bar “ekonomis” di pinggir pantai hingga lounge mewah bagi mereka yang ingin menikmati malam yang berkelas bersama rekan-rekannya.
Nah, apakah dengan semua daya tarik yang dimiliki Bali seperti di atas sudah meningkatkan pendapatan masyarakat Bali dari sektor pariwisata?
Seharusnya sudah, namun sayangnya, ada beberapa platform wisata perjalanan yang memanfaatkan dan memanipulasi hingga menimbulkan monopoli pasar wisata Bali terancam 'mati'. Tentu hal ini menjadi PR bagi pemerintahan dengan regulasinya agar kejadian serupa tidak terus berlanjut dan berefek tidak baik bagi masyarakat Bali.
Penyebab Kerjasama Bisnis Wisata Bali Berujung ‘Bencana' Bukannya Untung!
Bali kini semakin padat dan terus menerus mendapatkan perhatian dari pada pebisnis yang ternyata tidak hanya berasal dari Indonesia saja, pebisnis dari mancanegara pun terus berdatangan untuk berlomba mencari peluang bisnis di Bali.
Tidak sedikit dari para pebisnis ini mulai menjalin kerjasama dengan pebisnis lokal dan makin ke sini ternyata bukannya mendapatkan untung, dari pihak wisata lokal mereka malah menemukan kecurangan dalam kerjasama bisnis tersebut.
Praktik kecurangan ini mulai disadari dari adanya permainan harga hingga menyebabkan monopoli pasar yang tidak sehat yang semakin sering terjadi. Ironisnya hal ini dilakukan oleh platform pemesanan tiket perjalanan yang cukup digandrungi oleh para pelancong baik lokal maupun mancanegara yang menyebabkan kerugian materil bagi pengusaha lokal di Bali.
Jika dicermati kembali secara fungsi, platform pemesanan wisata ini seharusnya bertindak cukup sebagai ‘wadah’ yang menghubungkan antara penyedia jasa ke end user, bukan bekerjasama melalui agen perjalanan.
Perlu diingat, semakin banyaknya lapisan yang ada dari platform tersebut hingga sampai ke penyedia maka semakin tipis pula margin keuntungan yang didapat bagi para penyedia jasa wisata, hal inilah awal yang menyebabkan matinya pebisnis lokal.
Praktik monopoli yang dilakukan oleh platform pemesanan tiket wisata ini biasanya menggunakan modus awal berupa memberikan harga termurah untuk mengejar quantity dan mengambil konsumen potensial dari pesaing serta menggunakan aset elektronik berupa foto hasil dokumentasi milik orang lain tanpa izin.
Dalam hal ini saja sudah masuk pada pelanggaran Kerahasiaan Data - Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Ini menjadi hal yang harus ditanggapi dengan sangat serius sebelum menjadi bencana besar yang akan menyebabkan semakin banyaknya bisnis lokal yang merugi bahkan yang terburuk, bisnis tersebut bisa ‘mati’.
Solusi Tepat untuk Atasi Ancaman JasaWisata di Bali
Saat berada di situasi seperti ini, tentu peran pemerintah dan stakeholder terkait perlu membuat strategi penerapan regulasi yang tepat untuk larangan monopoli pasar dengan tegas dan bijak, karena jika tidak bisa-bisa membuat para investor kabur karena penerapan regulasi yang kurang tepat dan dianggap disruptif.
Di sisi lain sebagai wisatawan, kita pun harus bijak ketika memilih jasa wisata. Jangan hanya melirik yang murah-murah saja. Boleh-boleh saja sih pilih yang paling murah tapi bukan yang platformnya mempraktikan monopoli yang dapat merugikan bisnis lokal.
Yukk mari dukung #karyalokal untuk keberlangsungan ekonomi rakyat Bali. #saveKaryaLOKal #tolakOTAasing #monopoliOTA #wisatalokalbersuara
Bali sebagai Pulau Dewata memang memiliki ciri khas tersendiri yang bikin orang tidak bosan untuk selalu datang berkunjung.
ReplyDeletePas pandemi pasti susah banget menjaga diri untuk tidak keluyuran padahal panorama Bali itu tidak bisa terbantahkan lagi ya cantik dan menariknya
Sudah lama banget gak ke Bali… baca tulisan ini jadi kangen Bali dengan segala keunikan dan keindahan alamnya.
ReplyDeleteBicara ttg monopoli dari platform wisata, setuju banget kalau peran kementrian pariwisata diperkuat dan kesadaran wisatawan (terutama domestik) ditingkatkan.
Semoga ada solusi terbaiknya ya agar monopoli yang dimaksud tak lagi beredar. Yuk tingkatkan pariwisata kita dengan hal yang baik
ReplyDeleteKalau sudah bicara monopoli, kecurangan dan pungli, udah deh bakalan jadi awal bagi bencana. Yuk dukung kebangkitan ekonomi Indonesia, khususnya juga Bali.
ReplyDeleteBali benar2 tempat yang indah untuk dikunjungi ya mbak.. Benar, kita jangan tergiur murahnya tetapi kita juga harus memilah jasa wisata yang tidak merugikan.
ReplyDeleteJadi penasaran nih. Bagaimana kita tahu mana platform yang memonopoli dan menghancurkan bisnis lokal? Apakah ciri-cirinya bisa kita ketahui melalui platformnya atau benar-benar itu informasi yang hanya diketahui pihak tertentu?
ReplyDeleteSalah satu ciri khas Bali itu kegiatan spiritualnya. Termasuk saya yang paling seneng liat2 aktifitas yang menyangkut adat istiadat di sebuah daerah. Lebih suka nonton budaya2nya, desa2nya, adat istiadatnya.
ReplyDeleteTrus orang Bali masih setia dengan pakaian adatnya itu loh, menarik sekali....
Sebagai mantan mahasiswa prodi pariwisata di Bali dan pekerja wisata di sana jujur saya ikut galau dengan kondisinya. Semoga ada solusi terbaik yang tak memihak dan merugikan siapapun sehingga semua pelaku pariwisata tidak ada yang dirugikan
ReplyDeleteBali memang gak pernah ngebosenin. Pariwisatanya cepat berkembang. Saya yang sering ke sana juga selalu menemukan (banyak) hal baru untuk ditelusuri. Gak bisa rasanya hanya dalam hitungan hari. Kudu bulanan kalau pengen khatam sampai ke pelosok-pelosok.
ReplyDeleteJadi ingat dulu waktu masih pandemi, banyak banget orang/investor yang ingin jual propertinya. Diskon harganya fantastis. Saya sempat tergoda itu. Tapi setelah dipikir-pikir apalagi mengingat urusan maintenance yang sedang sulit saat itu, akhirnya harapan ini harus dikubur dalam-dalam. Alhamdulillah sekarang pariwisata sudah giat kembali.
Sedih banget ya?
ReplyDeletetapi ini emang kelemahan pemerintah di sektor pariwisata
Uangnya dikeruk tapi undang-undangnya gak diperhatiin malah ada aturannyapun malah dilanggar
Bali udah overtourism. Kebanyakan pengusaha asing yg pake warga lokal utk akuisisi properti. Bali udah ga kaya dulu lagi sih. Kasian warga lokal jd tersingkir
ReplyDeleteBali dan kebijakannya kini, kudu dibantu banget sama peraturan dan ketegasan dari pemerintah daerah. Aku salut dengan Bali dan wisatawannya yang gak pernah berhenti mengalir. Berarti daya tariknya luar biasa.
ReplyDeleteSemoga juga seiring sejalan dengan kesejahteraan warlok-nya.